Tim SAR Gunakan Tangan Kosong untuk Mencari Korban Longsor di Filipina

Tanah longsor di Maco, Davao de Oro. Setidaknya lima orang tewas dan 31 lainnya luka-luka ketika tanah longsor di wilayah pegunungan Filipina selatan, kata seorang pejabat pada 7 Februari. (Foto: OPFM/Davao de Oro/AFP)

Tim penyelamat menggunakan tangan kosong dan sekop untuk menggali lumpur pada Kamis (8/2) dalam upaya mencari korban yang selamat dari tanah longsor di Filipina ketika jumlah korban tewas meningkat menjadi 10, kata para pejabat.

Dua hari setelah tanah longsor akibat hujan melanda desa pertambangan emas pegunungan Masara di pulau Mindanao selatan, tim SAR berpacu dengan waktu dan cuaca.

Sedikitnya 10 orang tewas dan 31 luka-luka ketika tanah longsor menghancurkan rumah-rumah dan menelan tiga bus dan sebuah jeepney yang menunggu pekerja dari sebuah tambang emas pada Selasa malam, menurut angka terbaru yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Maco.

Sembilan puluh orang dilaporkan hilang, kata pejabat badan bencana Edward Macapili dari provinsi Davao de Oro kepada kantor berita AFP, mengutip data polisi.

Menurut pemerintah kota, 49 orang hilang.

BACA JUGA: Tanah Longsor Mematikan Terjadi di Filipina Selatan

“Harapan semua orang adalah bahwa orang-orang masih hidup,” kata Macapili.

“Tim penyelamat kami harus bekerja cepat karena setiap detik sangat berarti jika menyangkut nyawa manusia.”

Longsoran tersebut meninggalkan lubang yang dalam dan berwarna coklat di bawah gunung. “Tim penyelamat menarik seseorang hidup-hidup dari lumpur 11 jam setelah tanah longsor menghantam,” kata Macapili. “Jadi, masih ada peluang,” tambahnya.

Polisi, tentara dan tim SAR dari Davao de Oro dan Provinsi Davao del Norte yang berdekatan telah dikerahkan ke Masara untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan.

Meskipun tim penyelamat menggunakan peralatan berat untuk memindahkan tanah di beberapa tempat, mereka harus mengandalkan tangan kosong dan sekop di area yang mereka yakini terdapat mayat, kata Macapili. [lt/ab]