Penurunan jumlah anak dari negara lain yang diadopsi warga Amerika itu merupakan trend yang terajdi dalam sepuluh tahun terakhir ini. Jika pada tahun 2009 ada 12.753 anak yang diadopsi, pada tahun 2018 lalu jumlahnya hanya mencapai 4.059 anak.
Dalam laporan tahunan kepada Kongres yang dirilis hari Kamis (14/3), Kantor Masalah Anak di Departemen Luar Negeri Amerika mengaitkan lebih sedikitnya jumlah anak dari China yang diadopsi itu dengan “peningkatan keadaan ekonomi” dan perkembangan opsi rumah permanen bagi anak-anak di China.
Penasehat Khusus Departemen Luar Negeri Untuk Isu Anak-Anak Suzanne Lawrence mengatakan salah satu alasan penurunan ini adalah undang-undang tentang LSM yang diberlakukan pemerintah China.
Your browser doesn’t support HTML5
“Meskipun undang-undang ini tidak dimaksudkan untuk secara khusus menarget layanan adopsi,” ujar Lawrence, “itu berdampak buruk bagi banyak lembaga yang merasa sangat sulit untuk menyerahkan semua dokumen dan mengikuti peraturan yang ada.”
Undang-Undang LSM Asing di China yang mulai diberlakukan pada 1 Januari 2017 mengamanatkan bahwa LSM asing harus mendaftarkan organisasi mereka ke Kementerian Keamanan Publik MPS atau yang sederajat dengan itu di tingkat propinsi, sebelum mendirikan kantor di daratan China.
LSM asing diijinkan beroperasi di berbagai bidang, termasuk ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup; tetapi mereka “tidak boleh membahayakan persatuan nasional, keamanan, atau persatuan etnis China, dan tidak boleh membahayakan kepentingan China dan kepentingan publik.”
Menjawab pertanyaan VOA, Lawrence menjawab “dari interaksi kami dengan para penyedia layanan adopsi yang aktif di China, mereka mengatakan undang-undang itu menimbulkan dampak pada upaya membantu keluarga-keluarga yang ingin mengadopsi anak dari China.”
Sejauh ini tingkat adopsi anak-anak China oleh warga Amerika adalah yang tertinggi, yaitu 1.475 anak pada tahun 2018. Meskipun terjadi penurunan 655 dibanding tahun sebelumnya.
India dengan 302, Ukraina dengan 248 dan Kolumbia dengan 229 berada di urutan berikutnya. Negara-negara lain yang juga mengijinkan adopsi, mengalami penurunan pada tahun 2018. Adopsi anak-anak dari Ethiopia misalnya turun 43% menjadi 177 pada tahun 2018.
Laporan itu mengatakan kerjasama bilateral dan multilateral adalan kunci upaya memastikan mulusnya adopsi antar negara. Proses ini juga berlaku untuk anak-anak Amerika yang diadopsi oleh warga dari negara lain. Selain Amerika, Kanada dan Belanda merupakan salah satu negara yang paling banyak mengadopsi anak-anak dari negara lain. [em]