Tingkatkan Keamanan, Sekolah AS Incar Teknologi Pengenal Wajah

  • Associated Press

Climate change activists dressed as world leaders, are seen during a demonstration in the Clyde Canal, during the COP26 summit in Glasgow, Scotland.

Seringnya terjadi penembakan yang berakibat fatal di sekolah-sekolah di Amerika telah mendorong sebuah sekolah menengah untuk memasang teknologi pengenalan wajah atau facial recognition technology guna mencegah terjadinya peristiwa seperti itu.

Rencana yang sedang dijalankan oleh Distrik Sekolah Kota Lockport, yang tidak jauh dari air terjun Niagara, telah menimbulkan perdebatan hangat, karena menyangkut hak privasi dan hak-hak sipil para siswa.

Sistem pemantauan canggih itu akan segera memberitahu petugas keamanan apabila kamera CCTV menangkap gambar siswa yang pernah dikeluarkan dari sekolah, atau pegawai yang marah dan kesal karena pekerjaannya, dan orang-orang yang dituduh sebagai pelaku kejahatan seksual.

Sistem pemantauan itu juga akan mendeteksi senjata api yang dibawa masuk ke dalam kompleks sekolah. Kata para pejabat, sekolah negeri Lockport itu adalah sekolah pertama di Amerika yang menggunakan sistem pemantauan buatan Kanada itu.

Baca Juga: Survei: Remaja dan Orang Tua AS Khawatir Penembakan di Sekolah

Kata para administrator sekolah, sistem itu akan bisa mencegah penembakan massal seperti yang terjadi pada Februari lalu di sebuah sekolah di Florida. Seorang murid yang telah dipecat dari sekolah itu dituduh membunuh 17 orang siswa di SMU Marjory Stoneman Douglas.

“Sistem pemantauan seperti ini akan segera mengidentifikasi mantan siswa itu sebagai orang yang dilarang berada di dalam kompleks sekolah,” kata Tony Olivo, konsultan keamanan yang membantu pemasangan kamera pemantau yang dilengkapi dengan perangkat lunak pengenalan wajah.

Kamera-kamera yang dipasang di banyak bagian sekolah akan bisa terus mengikuti gerakan orang yang dicurigai itu.

Para siswa berjalan di lorong sekolah SMU Lockport di Lockport, New York. Di dinding sebelah kiri atas, sebuah kamera pemantau dengan teknologi pengenalan wajah sedang dalam proses pemasangan, 10 Juli 2018.

Tapi kata para pengecamnya, teknologi itu melanggar berbagai hak privasi dan hak-hak sipil para siswa.

“Lockport seolah mengirim pesan yang mengatakan bahwa para siswa dianggap sebagai penjahat yang potensial, dan harus diawasi terus menerus,” kata Donna Lieberman, direktur eksekutif New York Civil Liberties Union, sebuah lembaga HAM Amerika.

Para pejabat sekolah mengatakan hanya foto orang-orang yang berpotensi menjadi ancaman keamanan, yang akan digunakan dalam database itu sebagai acuan guna mengamankan murid-murid dari usaha penyerangan yang mungkin dilakukan.

Baca Juga: Desak Ketegasan Kongres AS, Ribuan Siswa Turun ke Jalan

Minggu lalu, sebuah perusahaan di Seattle mulai menawarkan perangkat lunak pengenalan wajah secara cuma-cuma kepada seluruh sekolah di Amerika.

Robert Lipuma, direktur teknologi pada distrik sekolah Lockport, tidak bisa menjamin bahwa pemasangan sistem pemantauan itu akan sepenuhnya mencegah terjadinya serangan di sekolah-sekolah.

“Tidak ada satu sistem pun yang akan bisa menyelesaikan setiap masalah,” kata Lipuma. [ii]