Belasan remaja yang tergabung dalam kelompok “River Warrior,” berunjuk rasa di depan kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat (AS) di Surabaya, Kamis (25/3) pekan lalu, untuk memprotes pengiriman sampah dari AS ke Indonesia. Sampah yang dikirim dari AS ke Indonesia mencapai 50 ribu ton per tahun.
Mereka berorasi, membaca puisi, dan menyanyikan lagu perjuangan, sambil menaruh tumpukan sampah plastik asal Amerika Serikat di tengah jalan.
Captain “River Warrior,” Thara Bening Sandrina, mengatakan bahwa Amerika sebagai negara maju tidak bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan, dan malah mengirimnya ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Bahkan Amerika kedapatan masih mengirim sampah plastiknya ke Indonesia hingga saat ini.
Pada 16 Maret, kata Thara, AS mengirim tiga kontainer sampah plastik ke Pelabuhan Belawan, di Medan, Sumatera Utara.
“Tentunya pengiriman sampah itu ilegal kan. Jadi, kita di sini menuntut supaya Amerika bertanggung jawab atas perbuatannya itu, dan untuk setop mengirim sampahnya ke Indonesia lagi," tegas Thara.
BACA JUGA: Mikroplastik Ancam Kesehatan Manusia, Dibutuhkan Regulasi Larangan Plastik Sekali PakaiPengiriman sampah plastik dari luar negeri, kata Thara, telah menambah permasalahan sampah yang ada di Indonesia. Sampah plastik dalam bentuk mikroplastik, telah mencemari air tanah, sungai, serta laut. Selain itu, sampah plastik yang dibakar karena tidak lagi dapat diolah, turut menyumbang pencemaran udara.
“River Warrior,” kata Thara, mendesak Amerika untuk menghentikan ekspor sampah plastiknya karena tidak bisa diolah dengan baik hingga merugikan warga. Misalnya, banyak warga yang membakar sampah plastik dari AS di lahan terbuka.
"Pabrik-pabrik yang mengolah sampah Amerika itu membuang limbah mikroplastik ke sungai-sungai. Mengotori udara, menyebabkan pencemaran dioksin, dan juga pencemaran mikroplastik ke sungai kita," ujarnya.
Selain melakukan aksi protes sampah plastik, “River Warrior” juga mengirimkan surat kepada Presiden Amerika Joe Bidden. Pengirim surat, yaitu Aeshnina Azzahra, meminta Biden untuk menghentikan pengiriman sampah plastik ke Indonesia.
Aeshnina juga mengingatkan janji Biden yang menyatakan Amerika akan bersedia ikut menciptakan solusi pencemaran plastik global, melalui “Break Free From Plastic Act” yang diperkenalkan pada 24 Maret lalu.
“Isinya ya, saya meminta agar Amerika itu berhenti, berhenti mengekspor sampah plastik ke Indonesia, berhenti. Dan juga saya meminta agar mereka itu mengolah sendiri sampahnya. (Menyurati) Presidennya, presidennya langsung, Joe Biden," kata Aeshina.
Hingga laporan ini disampaikan pihak Konjen Amerika di Surabaya belum memberi komentar atas aksi protes sampah plastik itu dan surat yang dikirimkan kepada Presiden Biden. [pr/em/ft]