Kanselir Jerman Olaf Scholz hari Rabu (31/1) mengingatkan masyarakat Jerman terhadap masa lalu rezim Nazi mereka. Scholz juga mengajak masyarakat untuk menolak partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD), yang saat ini menempati posisi kedua dalam sebagian besar survei pemilu nasional.
Berbicara di hadapan majelis rendah parlemen Bundestag setelah sesi khusus peringatan holokos, Scholz mengatakan bahwa seluruh pendukung demokrat harus berjuang bersama dan menghentikan pergeseran ke aliran politik sayap kanan.
“Acara peringatan holokos itu meninggalkan kesan kuat pada kita semua, tetapi itu juga memberi kita mandat untuk tidak tinggal diam, ketika ada pertemuan di rumah-rumah warga yang membahas bagaimana cara mengusir sebagian penduduk pendatang keluar dari negara ini,” ujar Scholz dalam pidatonya.
Menurut Scholz, mereka yang memilih diam adalah mereka yang ikut terlibat.
BACA JUGA: Puluhan Ribu Warga Jerman Protes Rencana Deportasi Massal ImigranSebelumnya, ratusan ribu orang telah bergabung dalam aksi unjuk rasa di seluruh Jerman, menentang AfD setelah adanya laporan bahwa dua anggota senior partai tersebut mendiskusikan rencana deportasi masal terhadap warga negara asing – sebuah tindakan yang disebut dengan istilah remigrasi.
“Remigrasi adalah kata kuncinya. Hal ini mengingatkan kita pada masa-masa paling kelam Jerman,” sebut Scholz.
Scholz juga mengatakan bahwa “Dexit”, sebuah gagasan untuk Jerman keluar dari Uni Eropa oleh salah satu pimpinan Afd, Alice Weidel, akan menyebabkan “kehancuran kemakmuran terbesar bagi Jerman dan Eropa”.
Dukungan untuk AfD sedikit menurun dalam survey yang diterbitkan minggu ini setelah sejumlah aksi unjuk rasa. Namun partai yang berfokus kuat pada isu imigrasi itu masih berada di urutan kedua dalam sebagian besar survey sebelum pemilu Eropa tahun ini.
Sementara itu, dukungan untuk Partai Sosial Demokrat Scholz dan koalisi tiga arahnya itu dengan Partai Hijau dan Partai Demokrat Bebas (FDP) stagnan di posisi terendah. [ti]