Trump Bahas Pinjaman untuk Iran, Tak Ada Tanda-Tanda Perubahan Kebijakan 

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Perancis Emmanuel Macron bersalaman setelah konferensi pers bersama pada KTT G7 di Biarritz, Perancis, 26 Agustus 2019.

Keterbukaan baru yang disampaikan Presiden AS Donald Trump kepada negara-negara lain yang menawarkan pinjaman jangka pendek kepada Iran untuk membantunya mengatasi sanksi AS tampaknya tidak akan menjadi kebijakan AS yang resmi dalam waktu dekat, kata para analis.

Trump menunjukkan ekspresi publik pertamanya terhadap gagasan itu pada konferensi pers Senin (26/8) bersama Presiden Perancis Emmanuel Macron di Biarritz, Perancis, tempat pelaksanaan KTT negara-negara G7.

Dalam konferensi pers itu, Macron mengatakan, bahwa Iran mungkin menerima permintaan Trump untuk merundingkan kesepakatan baru untuk membatasi program nuklirnya dan tindakan lainnya, jika kekuatan dunia menawarkan semacam "kompensasi ekonomi". Kompensasi Ekonomi yang diminta Teheran adalah pembukaan “Letter of Credit (L/C) atau surat kredit atau membuka kembali sektor ekonomi tertentu."

Ketika ditanya seorang wartawan apa pendapatnya mengenai gagasan itu, Trump mengatakan Iran mungkin memerlukan "surat kredit atau pinjaman jangka pendek agar mereka bisa melewati masa yang sangat sulit." Iran mengalami inflasi dan lonjakan pengangguransejak tahun lalu, ketika Trump mulai memperkuat sanksi AS. Sanksi itu adalah bagian dari mundurnya AS dari kesepakatan 2015. Dalam kesepakatan tersebut, kekuatan dunia menawarkan bantuan kepada Iran sebagai imbalan karena mengekang kegiatan nuklirnya. Trump menolak kesepakatan itu karena tidak cukup keras bagi Iran.

Trump mengatakan kepada wartawan bahwa yang bicarakan adalah sebuah "surat kredit" baru yang akan ditawarkan kepada Iran oleh "sejumlah negara", tidak termasuk AS. Ia juga mengatakan program pinjaman potensial itu akan "dijamin dengan minyak" dan akan "dibayar kembali" secepatnya. "

Belum ada komentar publik dari pemerintahan Trump mengenai rincian program pinjaman yang dibahas oleh presiden. Tetapi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Selasa (27/8), berbicara kepada jaringan televisi AS, NBC menanggapi pertanyaan tentang pernyataan pinjaman Trump.

Dia mengatakan bahwa "ketika kepemimpinan Iran memilih untuk mematuhi" ketentuan yang ditetapkan oleh presiden, AS "dengan senang hati akan memberi mereka sumber daya dan modal yang mereka butuhkan untuk menjadi negara yang sukses."

Pompeo mempersiapkan tanggapannya dengan mengatakan bahwa AS ingin Iran menjadi "negara normal" dan rakyat Iran "berhasil dalam mengubah perilaku kepemimpinan mereka."

Iran sebelumnya bertekad untuk menentang sanksi AS dan menuntut sanksi dicabut sebelum menyetujui bertemu atau berunding dengan pemerintahan Trump. Para pejabat AS bertekad untuk terus memperluas sanksi sebagai bagian dari kampanye "tekanan maksimum" pada Iran untuk menerima tuntutan AS. [my/pp]