Abaikan Kontroversi, Trump Berjanji Jadi Pembela Kaum Perempuan

Bakal Capres AS dari partai Republik, Donald Trump saat tampil pada acara debat bakal Capres partai Republik di Cleveland, Ohio (6/8).

Bakal Capres AS tahun 2016 dari partai Republik Donald Trump hari Minggu (9/8) mengatakan ia akan menjadi Presiden AS yang mendukung kuat kaum perempuan.

Bakal calon Presiden AS tahun 2016 dari partai Republik Donald Trump hari Minggu (9/8) mengatakan ia akan menjadi Presiden AS yang mendukung kuat kaum perempuan, menolak anggapan bahwa ia membuat pernyataan melecehkan jurnalis televisi perempuan yang mengajukan pertanyaan sulit dalam debat minggu lalu.

"Saya menghargai perempuan," kata miliarder pengusaha properti itu dalam salah satu dari sejumlah wawancara televisi. Trump yang menikah tiga kali itu mengatakan memperkerjakan ribuan perempuan dalam perusahaannya, dan menyebut mereka sebagai "eksekutif yang menakjubkan."

Tokoh baru politik itu melonjak namanya dalam jajak pendapat para pemilih dari Partai Republik dibanding para kandidat berpengalaman lainnya. Ia mendapat dukungan dari kelompok konservatif yang marah pada perilaku politik yang tidak berubah di Washington. Tapi Donald Trump memicu kontroversi setelah melecehkan jurnalis stasiun TV Fox News, Megyn Kelly, yang mengajukan pertanyaan kepada Donald Trump dalam debat itu tentang serangkaian komentarnya yang meremehkan perempuan.

Sehari setelah acara debat, Donald Trump mengatakan, "Kalian bisa melihat ada darah keluar dari matanya. Darah keluar dari dirinya….dari mana sajalah."

Pernyataan itu secara luas ditafsirkan oleh semua orang baik laki-laki maupun perempuan sebagai rujukan pada siklus menstruasi jurnalis perempuan itu. Donald Trump mengatakan hanya orang-orang berpikiran menyimpang yang mengartikan komentarnya seperti itu, dan katanya ia justru merujuk bahwa darah keluar dari hidung Megyn Kelly.

Satu-satunya kandidat kontes capres dalam Partai Republik, Carly Fiorina, mantan pejabat eksekutif perusahaan teknologi Amerika, mengatakan kaum perempuan "terkejut" mendengar komentar Trump dan beberapa calon kandidat presiden dari Partai Republik lainnya juga mengecam Donald Trump.

"Saya minta maaf kalau salah, tapi saya tidak salah," kata Donald Trump dalam wawancara lainnya hari Minggu. "Saya unggul jauh dalam jajak pendapat, jadi mungkin saya tidak harus berubah."

Sebelum debat minggu lalu, jajak pendapat menunjukkan Donald Trump mengumpulkan seperlima lebih dukungan dari para pemilih Partai Republik, dua kali lipat unggul dari penantang terdekatnya, mantan gubernur Florida Jeb Bush, putra dan saudara laki-laki dari dua Presiden AS. Secara keseluruhan, 17 kandidat kontes capres itu bersaing untuk memenangkan nominasi Partai Republik. Mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton unggul dalam persaingan kandidat capres dari Partai Demokrat.

Dukungan terhadap Donald Trump tidak menunjukkan tanda-tanda memudar setelah dua komentar kontroversial sebelumnya. Ia mengecam imigran gelap dari Meksiko yang masuk ke Amerika sebagai pemerkosa dan pembunuh, dan mempertanyakan apakah Senator John McCain, calon presiden tahun 2008 dari Partai Republik, benar-benar seorang pahlawan setelah menjadi tawanan perang selama lima tahun di Vietnam Utara pada tahun 1960-an. (zb/ii)