Debat Perdana Capres AS Kacau, Trump dan Biden Saling Cerca

Presiden AS Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dalam debat calon presiden AS perdana di Case Western Reserve University di Cleveland, Ohio. (Foto: Reuters)

Presiden Donald Trump dari Partai Republik dan penantangnya dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden, bentrok dalam debat calon presiden yang kacau pada Selasa (29/9) malam. Dalam waktu 90 menit, mereka berupaya meyakinkan para pemilih Amerika bahwa lawan mereka tidak layak memimpin Amerika Serikat untuk empat tahun mendatang.

Mereka berdebat mengenai jumlah kematian akibat virus corona di AS yang melampaui angka 205 ribu - yang tertinggi di dunia - integritas dan kejujuran pemilu 3 November, pencalonan hakim konservatif Amy Coney Barret oleh Trump sebagai hakim agung, hubungan rasial yang retak di AS, kebijakan lingkungan hidup dan banyak lagi.

Trump membantah laporan New York Times pekan ini bahwa ia hanya membayar $ 750 (Rp 11 juta) pajak pendapatan federal pada tahun 2016, ketika ia pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden, dan pada tahun 2017, tahun pertama ia menjabat sebagai presiden. Trump mengatakan ia membayar “jutaan dolar,” tetapi Biden mengklaim Trump “membayar pajak lebih sedikit daripada rata-rata guru sekolah.”

BACA JUGA: Trump dan Biden Saling Kecam dalam Debat Capres Pertama

Mereka lebih banyak saling mencemooh dengan melontarkan pernyataan tajam, sebutan yang menghina dan berbagai serangan pribadi.

“Ia adalah presiden terburuk yang pernah dimiliki Amerika,” ujar Biden sewaktu ia dan Trump berdiri di podium di arena debat di sebuah universitas di kota Cleveland, Ohio.

Biden beberapa kali menyebut Trump sebagai “badut.”

Trump, yang mengincar masa jabatan empat tahunnya yang kedua setelah kemenangannya yang tidak terduga pada tahun 2016 atas Hillary Clinton, menanggapi Biden. Ia mengatakan telah melakukan lebih banyak hal dalam 47 bulan sebagai presiden daripada yang Biden telah lakukan dalam 47 tahun sebagai senator AS dan wakil presiden di bawah mantan Presiden Barack Obama.

Trump berpendapat bahwa jika Biden mengambil alih jabatan presiden pada Januari mendatang, “Anda akan mengalami depresi seperti yang belum pernah dilihat siapapun” karena rencana Partai Demokrat untuk menaikkan pajak pendapatan perusahaan dari 21 persen menjadi 28 persen dan pada individu yang memiliki penghasilan lebih dari $400 ribu per tahun.

Sebelumnya, kedua kandidat yang sama-sama berusia 70-an tahun itu juga bentrok mengenai cara mengendalikan pandemi virus corona di AS.

BACA JUGA: Biden Rilis Laporan Pajak Pendapatan Terbaru Beberapa Jam sebelum Debat Presiden AS

“Presiden tidak punya rencana,” klaim Biden. “Ia tahu ini mematikan dan tidak memberitahu kita tentang ini.”

Ia mengacu pernyataan Trump baru-baru ini bahwa jumlah kematian di AS “begitulah adanya,” dan Biden menambahkan hal itu terjadi karena begitulah adanya Trump.

Trump menanggapi, “Kami melakukan tugas yang luar biasa. Tinggal beberapa pekan lagi kita akan memiliki vaksin.”

Presiden menuduh Biden yang menyebut Trump "xenofobia" karena ia memberlakukan restriksi perjalanan dari China, di mana virus itu berasal, pada awal perebakan wabah. Trump mengatakan apabila ia tidak bertindak, 2 juta orang akan meninggal di AS.

"Xenofobia" adalah rasa ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang asing.

Debat berlangsung pada lima pekan sebelum pemilu. Ini adalah debat yang pertama dari rangkaian tiga debat yang akan diikuti kedua kandidat dalam sebulan ini. [uh/ab]