Gedung Putih mengatakan, Presiden Donald Trump mempertegas "dukungan kuatnya" untuk memulihkan demokrasi di Venezuela, dalam percakapan Rabu dengan pemimpin oposisi Juan Guaido, yang telah menyatakan dirinya sebagai presiden negara itu.
Sebelumnya Trump mengatakan, Presiden Venezuela yang terpojok, Nicolas Maduro bersedia berunding dengan wakil dari gerakan oposisi yang dipimpin oleh Guaido, untuk menyelesaikan krisis politik di negara Amerika Selatan itu, tetapi memperingatkan warga Amerika untuk tidak melakukan perjalanan ke Venezuela "sampai ada pemberitahuan lebih lanjut."
BACA JUGA: Trump Imbau Warga AS Hindari VenezuelaCuitan Trump dini hari itu merujuk pada tawaran Maduro untuk mengadakan pembicaraan dengan pihak oposisi negara itu dan mengadakan pemilihan legislatif awal.
Trump menambahkan bahwa ancaman sanksi-sanksi AS, termasuk menghilangkan pendapatan minyak Venezuela, telah berhasil melunakkan sikap Maduro.
Maduro mengajukan tawaran itu Rabu pagi, dalam wawancara dengan kantor berita Rusia, RIA dan mengatakan, ia bersedia duduk di meja perundingan "demi kebaikan Venezuela." Namun ia mengatakan, tidak akan ada pemilihan presiden baru sampai 2025, sebuah tuntutan Guaido, ketua dari Majelis Nasional yang dikuasai pihak oposisi.
Guaido telah menyatakan dirinya sebagai presiden sementara negara itu pekan lalu, setelah Majelis menyatakan kepresidenan Maduro sebagai tidak sah, dengan alasan pemilihan pada Mei 2018 lalu tidak adil, karena sebagian besar kandidat oposisi dicegah mencalonkan diri atau memboikot pemilu itu. Amerika Serikat telah mengakui Guaido sebagai pemimpin sementara negara itu. (ps/jm)