Presiden Amerika Donald Trump pekan ini menuju ke London untuk menghadiri KTT Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Aliansi yang dibentuk pada awal Perang Dingin itu akan merayakan hari jadi ke-70 dan KTT itu dirancang untuk menegaskan kembali kekuatan aliansi tersebut. Tetapi para pemimpin Eropa bersiap menghadapi Trump menjelang pertemuan itu, mempertanyakan komitmen Amerika pada NATO.
Pertempuran terus berlanjut di bagian timur laut Suriah pasca invasi Turki ke wilayah yang dikuasai pasukan Kurdi. Oktober lalu Presiden Donald Trump memerintahkan pasukan Amerika meninggalkan wilayah itu tanpa berkonsultasi dengan sekutu-sekutunya di NATO.
Gary Schmitt, analis NATO di American Enterprise Institute, mengatakan, “Ini menyusul pernyataan Presiden Macron tentang aliansi NATO yang ‘mati otak’ dan merujuk pada kurangnya kepemimpinan Amerika dalam arti pemimpin suatu komunitas, dan tidak hanya mengambil keputusan sendiri.”
Sementara itu perang sengit antara Rusia dan Ukraina telah ikut melatarbelakangi penyelidikan pemakzulan terhadap Trump.
Dua konflik di sisi timur dan selatan Eropa itu juga semakin memperumit hubungan Amerika dengan anggota-anggota NATO lainnya yang sudah tegang.
Para pemimpin Atlantik itu bersiap mengadakan pertemuan dengan Donald Trump di KTT NATO yang dilangsungkan di pinggir kota London pekan ini. Presiden Trump tidak lagi menyebut aliansi itu sebagai organisasi yang usang dan ingin keluar dari NATO, tetapi tetapi mengecam negara-negara anggota yang tidak memenuhi target anggaran pertahanan 2% dari GDP mereka.
Para pejabat Amerika telah meyakinkan pemimpin-pemimpin Eropa bahwa Amerika tetap memiliki komitmen yang sama, yang ditunjukkan dengan penguatan militer di sisi timur NATO. Tetapi rasa cemas bahwa Amerika mengabaikan aliansi itu, masih ada.
Hans Kundnani, peneliti senior Eropa di Chatham House, mengatakan, “Beberapa dari mereka (pemimpin NATO.red) berharap Trump akan tidak lagi menjabat dalam satu tahun ke depan. Tetapi masih ada kekhawatiran nyata bahwa Trump akan memenangkan pemilu untuk masa jabatan kedua.”
Di seluruh Eropa, tanggapan yang muncul berbeda-beda. Perancis menggembar-gemborkan “otonomi strategis” bahwa Eropa harus menjaga keamanan mereka sendiri. Polandia mendorong kemitraan strategis dengan mengembangkan hubungan bilateral yang kuat dengan Trump untuk menjamin keamanan mereka.
“Lalu ada Jerman di tengah-tengah, yang sedikit terpecah antara kelompok ‘’Atlantis’’ yang percaya pada NATO dan yakin bahwa NATO masih menjamin keamanan di Eropa, dengan kelompok “post-Atlantis” yang lebih berpihak pada Perancis. Jadi negara-negara di Eropa masih belum sependapat tentang hal ini,” tambah Hans Kundnani.
Sebagian target negara-negara Eropa pekan ini adalah : menghindari pertengkaran terbuka dengan Trump seperti yang terjadi dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Gary Schmitt mengatakan, “Mereka dapat bicara tentang semua hal yang telah dilakukan dan mengatakan Presiden Trump-lah yang telah membuat tekanan untuk mewujudkan hal-hal itu. Jadi mereka bisa memuji Presiden Trump, meskipun sulit sekali melakukannya karena masalah kepribadian.”
Beberapa hari sebelum KTT, NATO mengumumkan persetujuan untuk menata kembali anggaran NATO dan mengurangi kontribusi Amerika pada anggaran pusat yang relatif kecil, untuk menenangkan Trump. (em/ii)
Your browser doesn’t support HTML5