Presiden Amerika Donald Trump, Rabu (6/3), mengatakan bahwa ia “akan sangat kecewa” jika laporan bahwa Korea Utara membangun kembali lokasi peluncuran roket terbukti benar.
“Saya akan sangat kecewa jika itu terjadi,” ujar Trump kepada wartawan di Ruang Oval, tetapi ia memperingatkan bahwa “ini adalah laporan yang sangat awal.”
Hanya beberapa hari setelah Trump membanggakan bahwa ia memiliki hubungan yang kuat dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Trump mengatakan jika laporan yang ada terbukti benar “saya akan sangat kecewa dengan Kim. Saya mengira tidak akan demikian, tetapi kita lihat apa yang terjadi.”
Berbagai sumber telah melaporkan bahwa Korea Utara telah memugar lokasi peluncuran rudal yang dibongkar setelah berjanji akan melakukan hal itu dalam KTT di Singapura 12 Juni lalu.
“38 North” – proyek Korea Utara yang berkantor di Washington – mengatakan foto-foto satelit memperlihatkan bangunan di lokasi peluncuran Tongchang-ri, yang juga dikenal dengan nama Sohae, telah dibangun kembali antara 16 Februari dan 2 Maret.
Kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan Badan Intelijen Nasional NIS, dalam penjelasan kepada para anggota parlemen, mengatakan bahwa pemugaran yang sedang berlangsung itu mencakup penggantian atap dan pintu di fasilitas tersebut.
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) juga menyimpulkan bahwa Korea Utara “mengejar pembangunan kembali lokasi itu dengan cepat.”
Setelah pertemuan puncak pertama dengan Kim di Singapura, Presiden Trump mengatakan kepada wartawan bahwa pemimpin Korea Utara itu berjanji akan menghancurkan situs pengujian rudal utama. Trump ketika itu tidak mengidentifikasi lokasi yang dimaksud, tetapi kantor berita Reuters mendapat informasi dri pejabat Amerika bahwa fasilitas itu terletak di Tongchang-ri.
Baik Departemen Luar Negeri, Gedung Putih, maupun Kementerian Unifikasi Korea Selatan belum mengomentari laporan itu. Kantor kepresidenan Korea Selatan, Gedung Biru, juga belum menanggapi permohonan tanggapan yang disampaikan.
Sementara Kepala Badan Energi Atom Internasinal IAEA Yukiya Amano, dalam laporan triwulannya, mengatakan bahwa fasilitas pengayaan uranium Yongbyon Korea Utara hingga kini masih tetap aktif. [em]