Badan Administrasi Keamanan Transportasi Amerika, TSA, mengeluarkan pengumuman bagi para calon penumpang maupun pegawai di bandara, mengenai aktivitas Muslim selama bulan Ramadan.
Selama bulan Ramadan, Muslim biasanya berupaya menjaga bahkan meningkatkan ibadah, di mana pun mereka berada, termasuk di bandara dan pesawat udara. Namun sholat, mengaji al-Quran atau berzikir, belum menjadi pemandangan umum di tempat-tempat tersebut.
Untuk itu, untuk pertama kalinya Badan Administrasi Keamanan Transportasi Amerika, TSA, mengeluarkan pengumuman bagi para calon penumpang maupun pegawai di bandara, mengenai apa yang akan mereka lihat selama bulan Ramadan.
Tujuh tahun silam, muncul berita di Amerika yang cukup ramai dibicarakan mengenai dikeluarkannya beberapa ulama dari sebuah pesawat yang siap menerbangkan mereka dari bandara internasional St. Paul, Minneapolis. Kabarnya, mereka melakukan beberapa hal yang dianggap para penumpang lainnya mencurigakan. Padahal, para ulama itu menyatakan mereka hanya sholat berjamaah di ruang tunggu serta bercakap-cakap dalam bahasa Arab dalam pesawat. Kesalahpahaman ini terjadi karena memang banyak yang tidak memahami ibadah umat Islam.
Awal bulan ini, TSA, badan yang bertanggungjawab mengamankan bandara-bandara Amerika, menyatakan memahami bahwa Ramadan merupakan bulan yang sangat penting bagi Muslim. TSA mengingatkan para petugas keamanan bahwa umat Islam yang bepergian kemungkinan besar akan terlihat sholat atau melakukan ibadah lainnya di berbagai tempat di bandara, termasuk di pos-pos keamanan dan di dalam pesawat. TSA juga memberitahu para petugas dan calon penumpang lainnya mengenai apa saja yang bakal mereka lihat atau hadapi di bulan Ramadan ini.
Di antaranya, para penumpang yang berpuasa tidak akan makan, minum, atau merokok. Orang yang sholat di bandara maupun di dalam pesawat dalam bulan Ramadan akan terlihat lebih banyak daripada bulan-bulan lainnya.
TSA juga menjelaskan mengenai beberapa kegiatan lain yang biasa dilakukan Muslim dalam beribadah. Di antaranya, berwudu sebelum sholat. Karena itu, para calon penumpang hendaknya jangan heran bila melihat ada orang yang membasuh beberapa bagian tubuh tertentu di kamar kecil bandara. Selain itu, TSA memberitahu mengenai kebiasaan Muslim membawa tasbih dan berzikir, serta membaca, mendengar atau melantunkan ayat-ayat Quran.
Ibrahim Hooper, jurubicara Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menyatakan pihaknya menyambut baik dikeluarnya pemberitahuan ini. Ia mengatakan menghargai prakarsa TSA tersebut dan berharap pemberitahuan itu dapat membantu mencegah kesalahpahaman di kalangan calon penumpang dan petugas keamanan.
Sementara itu, Angga Pradesha, peneliti di International Food Policy Research Institute (IFPRI) di Washington DC, yang akan mudik ke Indonesia dalam bulan Ramadan ini, mengaku mendukung pengumuman tersebut. "Pertama, itu langkah yang bagus dari TSA untuk memberi informasi masyarakat, terutama pengguna airport agar tidak kaget akan hal yang akan mereka lihat. Kedua, memberi ruang untuk toleransi antara sesama umat beragama," kata Angga Pradesha.
Meskipun demikian, ia ragu informasi TSA yang baru saja dikeluarkan tersebut telah tersebar luas ke semua orang. "Mungkin masih ada pengguna airport yang belum tahu imbauan ini jadi nantinya masih akan ada beberapa orang yang heran atau kaget melihat umat Islam beribadah di tempat umum," lanjutnya.
Menurut Angga, daripada langsung melakukannya di tempat publik, ia akan memilih mencari tempat peribadatan umum atau tempat sepi untuk sholat.
Untuk itu, untuk pertama kalinya Badan Administrasi Keamanan Transportasi Amerika, TSA, mengeluarkan pengumuman bagi para calon penumpang maupun pegawai di bandara, mengenai apa yang akan mereka lihat selama bulan Ramadan.
Tujuh tahun silam, muncul berita di Amerika yang cukup ramai dibicarakan mengenai dikeluarkannya beberapa ulama dari sebuah pesawat yang siap menerbangkan mereka dari bandara internasional St. Paul, Minneapolis. Kabarnya, mereka melakukan beberapa hal yang dianggap para penumpang lainnya mencurigakan. Padahal, para ulama itu menyatakan mereka hanya sholat berjamaah di ruang tunggu serta bercakap-cakap dalam bahasa Arab dalam pesawat. Kesalahpahaman ini terjadi karena memang banyak yang tidak memahami ibadah umat Islam.
Awal bulan ini, TSA, badan yang bertanggungjawab mengamankan bandara-bandara Amerika, menyatakan memahami bahwa Ramadan merupakan bulan yang sangat penting bagi Muslim. TSA mengingatkan para petugas keamanan bahwa umat Islam yang bepergian kemungkinan besar akan terlihat sholat atau melakukan ibadah lainnya di berbagai tempat di bandara, termasuk di pos-pos keamanan dan di dalam pesawat. TSA juga memberitahu para petugas dan calon penumpang lainnya mengenai apa saja yang bakal mereka lihat atau hadapi di bulan Ramadan ini.
Di antaranya, para penumpang yang berpuasa tidak akan makan, minum, atau merokok. Orang yang sholat di bandara maupun di dalam pesawat dalam bulan Ramadan akan terlihat lebih banyak daripada bulan-bulan lainnya.
TSA juga menjelaskan mengenai beberapa kegiatan lain yang biasa dilakukan Muslim dalam beribadah. Di antaranya, berwudu sebelum sholat. Karena itu, para calon penumpang hendaknya jangan heran bila melihat ada orang yang membasuh beberapa bagian tubuh tertentu di kamar kecil bandara. Selain itu, TSA memberitahu mengenai kebiasaan Muslim membawa tasbih dan berzikir, serta membaca, mendengar atau melantunkan ayat-ayat Quran.
Ibrahim Hooper, jurubicara Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menyatakan pihaknya menyambut baik dikeluarnya pemberitahuan ini. Ia mengatakan menghargai prakarsa TSA tersebut dan berharap pemberitahuan itu dapat membantu mencegah kesalahpahaman di kalangan calon penumpang dan petugas keamanan.
Sementara itu, Angga Pradesha, peneliti di International Food Policy Research Institute (IFPRI) di Washington DC, yang akan mudik ke Indonesia dalam bulan Ramadan ini, mengaku mendukung pengumuman tersebut. "Pertama, itu langkah yang bagus dari TSA untuk memberi informasi masyarakat, terutama pengguna airport agar tidak kaget akan hal yang akan mereka lihat. Kedua, memberi ruang untuk toleransi antara sesama umat beragama," kata Angga Pradesha.
Meskipun demikian, ia ragu informasi TSA yang baru saja dikeluarkan tersebut telah tersebar luas ke semua orang. "Mungkin masih ada pengguna airport yang belum tahu imbauan ini jadi nantinya masih akan ada beberapa orang yang heran atau kaget melihat umat Islam beribadah di tempat umum," lanjutnya.
Menurut Angga, daripada langsung melakukannya di tempat publik, ia akan memilih mencari tempat peribadatan umum atau tempat sepi untuk sholat.