Sebuah program nasional yang berbasis di San Francisco mendorong para pelajar untuk menulis reaksi mereka mengenai peristiwa-peristiwa terkini di Twitter.
WISCONSIN —
Beberapa pejabat sekolah mencoba mencegah siswa-siswi dari menulis di Twitter dalam kelas. Namun yang lainnya berusaha merengkuh media sosial sebagai alat belajar, dengan mengatakan bahwa situs-situs seperti Twitter dapat mengembangkan diskusi-diskusi di luar dinding kelas.
Chris Lazarski mengajar kebijakan publik di Sekolah Menengah Wauwatosa di pinggiran kota Milwaukee negara bagian Wisconsin. Guru berusia 41 tahun itu bergabung dengan program nasional berbasis di San Francisco yang mendorong para pelajar untuk menulis reaksi mereka mengenai peristiwa-peristiwa terkini di Twitter.
Beberapa orangtua mengatakan mereka khawatir anak mereka terpapar di media sosial di sekolah.
Namun Lazarski mengatakan dengan pengawasan yang benar, murid-murid dapat belajar hal-hal yang penting mengenai bagaimana menggunakan Twitter untuk riset dan komunikasi.
Ia juga mengatakan program tersebut mengizinkan para murid untuk berdebat dengan murid-murid dari negara-negara bagian lain, sehingga memperluas keragaman opini. (AP)
Chris Lazarski mengajar kebijakan publik di Sekolah Menengah Wauwatosa di pinggiran kota Milwaukee negara bagian Wisconsin. Guru berusia 41 tahun itu bergabung dengan program nasional berbasis di San Francisco yang mendorong para pelajar untuk menulis reaksi mereka mengenai peristiwa-peristiwa terkini di Twitter.
Beberapa orangtua mengatakan mereka khawatir anak mereka terpapar di media sosial di sekolah.
Namun Lazarski mengatakan dengan pengawasan yang benar, murid-murid dapat belajar hal-hal yang penting mengenai bagaimana menggunakan Twitter untuk riset dan komunikasi.
Ia juga mengatakan program tersebut mengizinkan para murid untuk berdebat dengan murid-murid dari negara-negara bagian lain, sehingga memperluas keragaman opini. (AP)