Presiden Ukraina Petro Poroshenko akan mengadakan pertemuan dengan pejabat-pejabat tinggi keamanannya hari Selasa (4/11) untuk membahas bagaimana menangani kelompok separatis yang didukung Rusia, terkait pemilu yang diselenggarakan kelompok itu hari Minggu di Ukraina Timur, yang disebutnya sebagai “pemilu palsu“.
Dalam pidato yang disiarkan televisi hari Senin, Poroshenko mengatakan pemilu yang dilangsungkan oleh kelompok separatis itu sebagai “pelanggaran nyata” terhadap gencatan senjata yang ditandatangani oleh wakil-wakil pemerintah Ukraina dan kelompok separatis di Minsk – Belarus tanggal 5 September lalu. Perjanjian itu – tambah Poroshenko – menetapkan pemilu lokal dan lebih dulu di beberapa bagian Ukraina Timur dan diadakan berdasarkan UU Ukraina.
Karena adanya pelanggaran perjanjian gencatan senjata oleh kelompok separatis itu, Presiden Ukraina Poroshenko mengatakan “kita harus membuat penyesuaian atas rencana tindakan kita”. Hal itu – tambahnya – akan dibahas dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina hari Selasa.
Pemilu yang diadakan hari Minggu itu dilakukan untuk memilih anggota badan eksekutif dan legislatif di Luhanks dan Donetsk – daerah-daerah yang dikuasai kelompok separatis di Ukraina TImur.
Pejabat-pejabat pemilu kelompok separatis hari Senin melaporkan bahwa perdana menteri sementara Republik Rakyat Donetsk Alexander Zakharchenko terpilih memimpin wilayah itu setelah memenangkan 79% suara. Sementara pejabat perdana menteri Republik Rakyat Luhansk Igor Plotnitsky memenangkan pertarungan di daerah Donetsk dan meraih 64% suara.
PBB, Uni Eropa dan Amerika menyebut pemilu yang diselenggarakan kelompok separatis itu ilegal, dengan mengatakan pemilu itu melanggar konstitusi Ukraina dan perjanjian gencatan senjata Minsk.
Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengeluarkan pernyataan hari Senin yang menyatakan bahwa pemilu hari Minggu itu “melanggar perjanjian dan semangat” gencatan senjata di Minsk. Pernyataan itu menambahkan “kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina tidak boleh dilanggar”.
Dalam penjelasan di Pentagon hari Senin, komandan militer NATO – Jendral Angkatan Udara Amerika Philip Breedlove mengatakan ada 250 – 300 tentara Rusia di dalam wilayah Ukraina, yang melatih dan melengkapi pasukan separatis. Gencatan senjata di Ukraina Timur – tambahnya – “hanya nama”.