Ukraina Lobi Eropa Untuk Setop Impor Gas Rusia dari Nord Stream 1

Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin (tengah), Chief Executive Officer Gazprom Alexei Miller (kanan) dan mantan kanselir Jerman Gerhard Schroeder (kiri) saat peresmian Proyek Nord Stream. (Foto: AFP)

Ukraina bekerja di belakang layar untuk meyakinkan negara-negara sekutu Barat untuk mengalihkan pengiriman gas alam Rusia dari pipa Nord Stream 1 ke pipa Ukraina. Hal itu merupakan upaya untuk meningkatkan pengaruh Kyiv dalam konfliknya dengan Rusia, kata sejumlah pejabat energi kepada Reuters.

Hal itu, kata mereka, akan memaksa Rusia untuk memindahkan lebih banyak gas ke Eropa melalui Ukraina. Langkah tersebut akan membuat Moskow membayar lebih banyak biaya transit yang dapat membantu pertahanan masa perang Ukraina dan mencegah Rusia dari merusak pipa gas Ukraina untuk sementara waktu, kata para pejabat tersebut kepada anggota parlemen dan pejabat pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Washington pada pekan lalu.

Perwakilan dari operator pipa gas Ukraina dan perusahaan gas Naftogaz menghabiskan seminggu di Washington untuk bertemu dengan pejabat pemerintah dan anggota parlemen kongres agar mereka dapat meyakinkan Jerman dan sekutu Eropa lainnya untuk mengadopsi rencana tersebut.

BACA JUGA: Ukraina Tuntut Barat Berlakukan Total Embargo Energi Rusia

Rusia "bergantung pada kami untuk mengangkut gas dari Rusia ke Eropa. Ini adalah hala yang dapatdimanfaatkan dalam perundingan antara kami dan mereka dan Eropa juga dapat membantu pelaksanaan hal ini," kata Olga Bielkova, Direktur Urusan Internasional untuk Operator Sistem Transit Gas Ukraina, dalam sebuah wawancara di Washington.

Seorang pejabat Gedung Putih dan Kementerian Ekonomi Jerman menolak berkomentar. Pada Rabu (20/4), Jerman mengatakan akan berhenti mengimpor minyak pada akhir tahun ini "dan kemudian gas akan mengikuti," tetapi tidak menentukan kapan waktunya.

Jerman telah menghentikan proyek gas Nord Stream 2 Rusia, yang dirancang untuk menggandakan pengiriman gas ke Jerman, sebagai hukuman atas invasi Rusia ke Ukraina pada Februari. Proyek senilai $11 miliar itu selesai dibangun akhir tahun lalu, tetapi belum beroperasi.

Sebuah ilustrasi pipa gas alam terlihat di depan bendera Uni Eropa dan Rusia. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)

Mengalihkan pengiriman dari pipa Nord Stream 1 yang ada mungkin merupakan transaksi yang sulit bagi Jerman dan seluruh Eropa, kata para analis.​

Melakukan hal itu "tidak meningkatkan keamanan pasokan ke Eropa," kata David Goldwyn, mantan utusan khusus Departemen Luar Negeri.

Langkah itu juga bisa menimbulkan beberapa bahaya hukum. Christian Egenhofer dari Pusat Studi Kebijakan Eropa yang berbasis di Brussels mengatakan tindakan Uni Eropa terhadap impor Rusia dapat mewakili pelanggaran ilegal atas kontrak pasokan.

Rusia saat ini memindahkan 55 miliar meter kubik gas alam per tahun ke Jerman melalui Nord Stream 1. Rusia memindahkan 40 miliar kubik lagi ke Eropa melalui sistem transportasi gas Ukraina dan membayar biaya transit ke Ukraina dalam dolar AS.

BACA JUGA: Mengapa Eropa Tolak Terapkan Sanksi Energi Rusia?

Sistem perpipaan Ukraina memiliki kapasitas cadangan lebih dari 100 miliar kubik dan dapat dengan mudah menyerap aliran Nord Stream 1.

Daniel Vajdich, seorang penasihat Naftogaz, mengatakan mengalihkan semua Nord Stream 1 ke sistem Ukraina "akan memberi Kyiv lebih banyak pengaruh atas Moskow dan menunjukkan kepada Kremlin bahwa Eropa mengikat keamanannya sendiri dengan keamanan Ukraina."

Para pejabat mengusulkan agar 40 persen dari kapasitas Nord Stream 1 segera dialihkan ke pipa Ukraina, secara bertahap meningkat menjadi 100% pada April 2023. Hal ini akan memberi waktu bagi negara-negara Uni Eropa untuk membangun cadangan untuk kebutuhan musim dingin dan melakukan diversifikasi energi.

Para pejabat mengatakan mereka juga mencari dukungan AS untuk Ukraina untuk mendapatkan akses ke pasokan dari terminal LNG di Turki. [ah/rs]