Ukraina dan Rusia tengah menghadapi persoalan bagaimana melanjutkan perang atrisi (perang untuk melemahkan lawan dengan mengurangi sumber daya) yang mahal itu. Konflik itu dimulai dengan invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada bulan Februari 2022 dan belum menunjukkan adanya tanda-tanda resolusi.
Staf Jenderal Ukraina menyampaikan di media sosial bahwa terminal minyak di Feodosia, pantai selatan Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia, memasok bahan bakar untuk tentara Rusia. Mereka juga mengatakan serangan tersebut merupakan bagian dari upaya yang sedang berlangsung untuk “melemahkan potensi militer dan ekonomi Federasi Rusia.”
Otoritas yang ditunjuk Rusia di kota Feodosia, pesisir Laut Hitam, melaporkan adanya kebakaran di terminal tersebut pada Senin pagi, namun tidak menyebutkan apa penyebabnya.
Ukraina semakin sering menarget wilayah-wilayah di garis belakang yang penting bagi agresi Rusia. Ukraina telah mengembangkan pesawat nirawak (drone) jarak jauh yang telah menghantam depot-depot, kilang minyak dan gudang-gudang senjata.
Tujuan Ukraina adalah melumpuhkan kemampuan Rusia dalam mendukung unit-unit garis depannya, terutama di wilayah Donetsk timur, di mana pasukan medan tempur utama Rusia semakin menekan pasukan Ukraina yang kelalahan.
Kyiv masih menunggu kabar dari mitra-mitra Baratnya terkait permintaan berulang kali mereka untuk menggunakan senjata jarak jauh yang Barat sediakan untuk menyerang target di wilayah Rusia.
Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa didapat akhir pekan depan di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman, ketika para pemimpin pertahanan dari sedikitnya 50 negara mitra yang mengkoordinasikan bantuan militer ke Ukraina akan bertemu.
Konflik itu telah menjadi perang atrisi, yang membutuhkan amunisi dalam jumlah besar. Pada hari Minggu (6/10), Zelenskyy mengatakan perang tersebut memasuki “fase yang sangat penting” karena tentara Ukraina berupaya keras untuk menahan pasukan Rusia yang lebih besar di bagian timur, sementara mereka juga tetap bertahan di wilayah perbatasan Kursk, Rusia, yang telah direbut pasukan Ukraina dua bulan lalu.
Ukraina perlu “menekan Rusia dengan cara yang tepat agar Rusia menyadari bahwa perang tidak akan menghasilkan apa-apa bagi mereka,” kata Zelenskyy dalam sebuah pernyataan video.
“Kita akan terus memberikan tekanan yang lebih besar lagi pada Rusia, karena hanya dengan kekuatan, kita dapat mencapai perdamaian,” tambahnya.
Sementara itu, Rusia menembakkan enam rudal berbagai jenis dan 74 drone Shahed ke Ukraina pada Minggu malam, kata angkatan udara Ukraina.
Puing-puing rudal jatuh di tiga distrik di Kyiv, menyebabkan kerusakan kecil pada infrastruktur sipil dan memicu kebakaran, kata Walikota Vitalii Klitschko. Ia mengatakan tidak ada korban dalam serangan itu. Tiga pecahan rudal jatuh di sebuah taman kanak-kanak, katanya, tanpa menjelaskan lebih rinci.
Penjabat Kepala Departemen Komunikasi Angkatan Udara Ukraina, Yurii Ihnat, mengatakan dua rudal Kinzhal hipersonik yang ditembak jatuh di atas wilayah Kyiv sebelumnya menarget ibu kota itu.
“Terlepas dari fakta bahwa ini semakin sulit, terlepas dari kemajuan dan penggunaan taktik baru (Rusia), hari ini dua rudal ditembak jatuh,” kata Ihnat.
Meski tingkat intersepsi Ukraina tinggi, beberapa tembakan masih bisa lolos.
“Mereka belajar dari kesalahan mereka dan dari kesalahan kami. Mereka meningkatkan teknologi mereka, sehingga kami hanya mampu menembak jatuh lebih sedikit,” kata Ihnat kepada kantor berita Associated Press.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan mereka menembak jatuh hampir dua lusin drone Ukraina pada Minggu malam. [br/ka]