Protes-protes pecah di Iran tenggara yang bergolak, Jumat (21/10), dengan demonstran menyerang sejumlah bank, ketika seorang ulama senior menyerukan tindakan keras terhadap demonstran di seluruh negeri, demikian laporan media pemerintah.
Republik Islam itu telah dicekam demonstrasi selama lima minggu setelah kematian Mahsa Amini, usia 22 tahun dalam tahanan polisi bulan lalu.
Polisi, Jumat menangkap sedikitnya 57 orang, yang dikatakan "perusuh", setelah pengunjuk rasa melempar batu dan menyerang bank-bank di kota Zahedan, kata kepala polisi provinsi Ahmad Taheri sebagaimana dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA.
Televisi pemerintah mengatakan hingga 300 demonstran melakukan unjuk rasa di kota itu setelah salat Jumat. Televisi menayangkan jendela bank -bank dan toko-toko pecah dalam aksi protes itu.
Sejumlah video yang diposting di media sosial untuk menunjukkan ribuan pengunjuk rasa meneriakkan "Matilah diktator," merujuk pada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, dan "Matilah Basij," yang merujuk pada milisi Basij, telah digunakan untuk menindak demonstrasi. Kantor berita Reuters tidak bisa memverifikasi video-video tersebut.
BACA JUGA: Ketua Tim Olimpiade Iran Janji Tidak akan Menghukum Atlet Panjat Tebing yang Tak BerjilbabZahedan adalah ibu kota provinsi tenggara Sistan-Baluchistan yang bergolak dan tempat tinggal kaum minoritas Baluch keturunan Iran. Amnesty International mengatakan pasukan keamanan menewaskan sedikitnya 66 orang dalam tindakan keras setelah salat Jumat di Zahedan pada 30 September lalu.
Provinsi Sistan-Baluchistan, yang berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan, adalah markas militan Muslim Sunni melawan pemerintah yang didominasi Syiah.
Sementara di ibu kota Teheran, ulama garis keras Ahmad Khatami mengatakan, "Pengadilan harus mengadili para perusuh - yang mengkhianati bangsa dan membantu musuh - sedemikian rupa sehingga yang lainnya tidak lagi berniat melakukan kerusuhan."
"Mereka telah memberi tahu anak-anak yang tertipu bahwa jika mereka tetap di jalanan selama seminggu rezim akan runtuh. Teruslah bermimpi!" kata Khatami dalam khotbah Jumat, menurut media pemerintah.
Iran menyalahkan "preman" yang terkait dengan "musuh asing" atas kerusuhan itu. [my/pp]