UNESCO: Serangan ISIS atas Situs Arkeologi ‘Kejahatan Perang’

Para pekerja Irak melakukan penggalian situs arkeologi kuno kota Nimrud pada tahun 2001 (foto: dok). Pemerintah Irak mengatakan militan ISIS menghancurkan situs ini.

UNESCO mengutuk penghancuran kota kuno Assyria, Nimrud, di bagian utara Irak oleh kelompok militan ISIS.

Kepala UNESCO mengutuk penghancuran kota kuno Assyria, Nimrud, di bagian utara Irak oleh militan ISIS, dengan mengatakan “penghancuran warisan budaya itu merupakan kejahatan perang”.

“UNESCO bertekad melakukan apapun yang diperlukan untuk mendokumentasikan dan melindungi warisan budaya dan memimpin perjuangan melawan perdagangan gelap artefak budaya, yang secara langsung ikut berkontribusi membiayai terorisme”, ujar Irnia Bokova – Kepala Badan Kebudayaan, Pendidikan dan Keilmuan UNESCO, Jumat (6/3).

Militan ISIS meratakan Nimrud dengan tanah, Kamis, serangkaian serangan terbaru terhadap warisan historis Irak. Beberapa pejabat mengatakan mereka menggunakan kendaraan-kendaraan berat militer dalam serangan yang dimulai setelah sholat Dzuhur itu.

Kementerian Pariwisata Irak dalam sebuah pernyataan mengatakan militan ISIS terus “menampik kehendak dunia dan perasaan kemanusiaan” dengan serangan-serangan terhadap situs-situs bersejarah. Pemerintah Irak mengatakan tingkat kehancuran dalam serangan terbaru di Nimrud itu masih belum diketahui.

Tetapi Wakil Direktur Pusat Warisan Budaya UNESCO di Paris – Mechtild Rossler – mengatakan kepada VOA, badan itu khawatir sedikitnya tiga makam kerajaan di Nimrud mungkin telah dihancurkan. Nimrud tidak termasuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia, tetapi Rossler mengatakan kota itu jelas memiliki “potensi nilai-nilai universal yang sangat luar biasa”. Rekonstruksi digital Northwest Palace di Nimrud ada dalam video di Metropolitan Museum Art.