Uni Eropa mengupayakan pemberlakuan sanksi-sanksi tambahan terhadap Suriah karena terus menumpas para penentang. Kementerian Luar Negeri Perancis hari Selasa mengatakan para diplomat mempertimbangkan langkah-langkah untuk menargetkan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan penekanan terhadap warga sipil di Suriah.
Sanksi-sanksi baru itu akan terjadi menyusul embargo minyak Uni Eropa terhadap Suriah mulai berlaku hari Sabtu lalu.
Sementara itu, para aktivis mengatakan pasukan Suriah menembaki warga sipil di kawasan Homs tengah hari Selasa. Kantor berita Perancis, AFP melaporkan sekurangnya dua orang tewas.
Kerusuhan itu terjadi sehari menjelang kunjungan diplomat senior Liga Arab ke Suriah. Nabil Elaraby sebelumnya mengatakan ia akan menggunakan kunjungan hari Rabu untuk menyampaikan keprihatinan Arab mengenai kekerasan maut yang telah melanda Suriah. Ia juga mengatakan akan mendengar pendapat-pendapat para pemimpin Suriah.
Pada akhir Agustus, pihak berwenang Suriah menolak pernyataan Liga Arab yang menyerukan diakhirinya pertumpahan darah.
Hari Senin, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan Suriah telah mengijinkan Palang Merah pergi ke sebuah tempat tahanan di negara itu untuk pertama kalinya sejak aktivis oposisi melancarkan pemberontakan pro demokrasi pada bulan Maret.
Kepala ICRC Jakob Kellenberger mengatakan pemerintah mengijinkan delegasi Palang Merah bepergian bersamanya mengunjungi penjara pusat di Damaskus.
Kantor berita SANA hari Selasa mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad menggunakan pertemuan itu untuk menekankan pentingnya mendapat informasi langsung mengenai kejadian-kejadian di negaranya, ditengah-tengah apa yang dikatakan kantor berita itu pemutar balikan berita secara besar-besaran oleh media.