Para pemimpin Eropa mengimbau pertumbuhan ekonomi dan meminta Yunani agar tetap berada dalam kelompok negara-negara pengguna mata uang euro itu.
Berbicara kepada para wartawan setelah acara makan malam pertemuan Uni Eropa di Brussels Presiden Uni Eropa Herman van Rompuy mengatakan, para pemimpin bersatu dalam hal strategi pertumbuhan lewat tiga cara.
“Pertama, kita perlu mengerahkan kebijakan-kebijakan Uni Eropa yang mendukung sepenuhnya pertumbuhan. Kedua, kita perlu meningkatkan upaya untuk membiayai perekonomian lewat investasi. Ketiga, kita perlu memperkuat penciptaan lapangan kerja,” ujarnya.
Mendorong pertumbuhan merupakan kata-kata baru di Eropa setelah beberapa laporan memperkirakan ekonomi zona euro, atau kawasan negara-negara pengguna mata uang euro, akan menyusut lagi tahun ini, sementara demonstrasi-demonstrasi anti-penghematan meningkat. Yunani tetap menjadi pusat perhatian utama Eropa. Negara itu menyelenggarakan pemilu parlemen putaran kedua yang menurut sejumlah analis telah menjadi referendum untuk memilih apakah negara itu akan tetap berada dalam kelompok negara-negara pengguna mata uang euro atau tidak. Herman Van Rompuy memastikan dukungan Eropa bagi Yunani agar tetap berada dalam zona euro.
“Kita ingin Yunani tetap berada dalam kawasan euro sambil memenuhi kewajibannya. Kita benar-benar menyadari bahwa beberapa upaya signifikan telah dilakukan Yunani. Zona euro telah menunjukkan solidaritas atas hal itu, dengan mengucurkan dana dari IMF hingga hampir 150 milyar euro atau sekitar 189 milyar dollar, guna mendukung Yunani sejak tahun 2010,” ujarnya lagi.
Perundingan sambil makan malam di Brussels dimaksudkan untuk menyiapkan KTT resmi Uni Eropa bulan depan. Tetapi, para pemimpin Eropa meninggalkan pertemuan tanpa menyetujui langkah-langkah spesifik ke depan. Presiden baru Perancis François Hollande mendesak diterapkannya Eurobonds, yaitu suatu bentuk tanggungan utang bersama, sebagai salah satu tindakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun Jerman selaku lokomotif ekonomi menentang Eurobonds.
Dalam konferensi pers Kamis pagi François Hollande mengakui ketidaksepakatan seputar Eurobonds dan langkah-langkah baru lainnya, tetapi menggambarkan pertemuan di Brussels sebagai langkah awal untuk membahas usul-usul itu.
“Pertama, kita perlu mengerahkan kebijakan-kebijakan Uni Eropa yang mendukung sepenuhnya pertumbuhan. Kedua, kita perlu meningkatkan upaya untuk membiayai perekonomian lewat investasi. Ketiga, kita perlu memperkuat penciptaan lapangan kerja,” ujarnya.
Mendorong pertumbuhan merupakan kata-kata baru di Eropa setelah beberapa laporan memperkirakan ekonomi zona euro, atau kawasan negara-negara pengguna mata uang euro, akan menyusut lagi tahun ini, sementara demonstrasi-demonstrasi anti-penghematan meningkat. Yunani tetap menjadi pusat perhatian utama Eropa. Negara itu menyelenggarakan pemilu parlemen putaran kedua yang menurut sejumlah analis telah menjadi referendum untuk memilih apakah negara itu akan tetap berada dalam kelompok negara-negara pengguna mata uang euro atau tidak. Herman Van Rompuy memastikan dukungan Eropa bagi Yunani agar tetap berada dalam zona euro.
“Kita ingin Yunani tetap berada dalam kawasan euro sambil memenuhi kewajibannya. Kita benar-benar menyadari bahwa beberapa upaya signifikan telah dilakukan Yunani. Zona euro telah menunjukkan solidaritas atas hal itu, dengan mengucurkan dana dari IMF hingga hampir 150 milyar euro atau sekitar 189 milyar dollar, guna mendukung Yunani sejak tahun 2010,” ujarnya lagi.
Perundingan sambil makan malam di Brussels dimaksudkan untuk menyiapkan KTT resmi Uni Eropa bulan depan. Tetapi, para pemimpin Eropa meninggalkan pertemuan tanpa menyetujui langkah-langkah spesifik ke depan. Presiden baru Perancis François Hollande mendesak diterapkannya Eurobonds, yaitu suatu bentuk tanggungan utang bersama, sebagai salah satu tindakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun Jerman selaku lokomotif ekonomi menentang Eurobonds.
Dalam konferensi pers Kamis pagi François Hollande mengakui ketidaksepakatan seputar Eurobonds dan langkah-langkah baru lainnya, tetapi menggambarkan pertemuan di Brussels sebagai langkah awal untuk membahas usul-usul itu.