Uni Eropa Tetap Jatuhkan Sanksi terhadap Belarus

Presiden Belarus Alexander Lukashenko (foto: dok)

Uni Eropa tetap bersikukuh menjatuhkan saksi terhadap Presiden Belarus Alexander Lukashenko yang “mendorong” para migran yang “putus asa” melarikan diri ke Uni Eropa.

Komisioner Urusan Dalam Negeri Uni Eropa Ylva Johansson hari Selasa (28/9) mengatakan Lukashenko “bukan mitra yang siap bekerjasama dengan kami,” dan bahwa blok dengan 27 negara anggota itu tidak dapat menerima tindakannya.

“Ada perbedaan yang signifikan dari apa yang kita lihat dari Presiden Lukashenko di Belarus dan dengan kerjasama yang harus kita jalin dengan Turki. Di Belarus, kita melihat Lukashenko sebagai sosok yang putus asa yang kini dikenai sanksi Uni Eropa, dan tidak dapat benar-benar menghadapi hal itu sehingga ia bertindak dengan putus asa, mendorong warganya pergi ke Uni Eropa – dan tentu saja kami tidak dapat menerima hal itu. Dan Lukashenko bukan mitra yang siap bekerjasama dengan kami. Itu sebabnya kami menjatuhkan sanksi terhadapnya dan penting bagi kami untuk terus bersikap tegas padanya.”

Polisi Polandia menjaga perbatasan di Usnarz Gorny, untuk mencegah para migran menyeberang perbatasan dari Belarus (foto: dok).

Berbicara di Nicosia setelah melangsungkan pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Siprus Nicos Nouris, Johansson juga bicara tentang kerjasama dengan Turki, dengan mengatakan kerjasama itu tidak selalu mudah tetapi “itu satu-satunya cara untuk melangkah maju.”

Ditambahkannya, ia akan melawat ke Turki dalam dua minggu ke depan, dengan harapan dapat menemukan kesamaan untuk mencegah “kedatangan (migran) secara tidak teratur” dari Turki ke Siprus dan Italia. Johansson juga mengatakan merupakan hal penting “untuk mencegah kedatangan (migran) secara tidak teratur ke Turki.”

Polandia dan Lithuania, yang merupakan anggota-anggota Uni Eropa, telah menerima migran dari Timur Tengah dan Afrika, dan pengungsi dari Belarus, yang dalam beberapa bulan terakhir jumlahnya terus meningkat. Masuknya migran ini dimulai setelah negara-negara Barat memberlakukan sanksi terhadap pemerintahan Lukashenko terkait sengketa pemilu presiden pada Agustus 2020 dan tindakan keras terhadap kelompok oposisi.

Pemerintah Polandia dan Lithuania telah memberlakukan keadaan darurat di jalur selebar satu kilometer di sepanjang perbatasan mereka dengan Belarus,

yang melarang siapa pun masuk kecuali penjaga perbatasan, militer, dan dinas keamanan. Kedua negara juga sedang membangun pagar kawat berduri di sepanjang perbatasan mereka dengan Belarus. Sedikitnya lima migran tewas ketika mencoba menyerang ke Polandia dan Lithuania dari Belarus melalui kawasan hutan lebat dan rawa-rawa. [em/jm]