Insiden Islamophobia meningkat seusai serangan Hamas terhadap Israel pada 7 OKtober, termasuk pembunuhan terhadap seorang anak Amerika keturunan Palestina bulan lalu, yang diduga merupakan kejahatan berbasis kebencian.
Mahmoud Yousef adalah paman dari Wadea Al-Fayoume, anak yang menjadi korban itu. “Seorang pria berumur 71 tahun, duduk di atas tubuh anak berumur 6 tahun dan menikamnya lebih dari 26 kali,” ujarnya tentang tragedi itu.
Sementara perang di Gaza meningkat, Islamophobia dan antisemitisme meningkat di Amerika Serikat. Pemerintah telah merilis strategi nasional untuk melawan antisemitisme pada Mei lalu. Pemerintah juga mengatakan, mereka telah lama bekerja menyusun strategi untuk melawan Islamophobia.
Karine Jean-Pierre, sekretaris pers Gedung Putih menyatakan, “Ini adalah pemerintahan yang sudah mengambil langkah, tidak hanya dalam beberapa pekan terakhir, atau dalam beberapa bulan terakhir, tetapi telah memulai proses ini sejak bulan Desember tahun lalu.”
BACA JUGA: Eskalasi Gaza Berdampak bagi Muslim dan Yahudi ASMelalui Zoom, Wakil Direktur Eksekutif, Dewan Hubungan Islam Amerika, Edward Ahmed Mitchell mengatakan, pentingnya strategi melawan Islamophobia.
“Penting bagi Gedung Putih untuk mengembangkan rencana untuk melawan Islamophobia. Tetapi rencana itu harus dimulai, yang pertama dan paling penting, dengan seruan untuk mengakhiri pengeboman Jalur Gaza oleh pemerintah Israel. Kekerasan yang terjadi di Gaza telah memicu kerusuhan dan kefanatikan di seluruh dunia, termasuk menarget warga Muslim Amerika keturunan Palestina,” ujar Mitchell.
Gedung Putih menolak, bahwa pengumuman tentang insiatif untuk melawan Islamophobia dilakukan untuk meredam kemarahan Muslim atas dukungan kuat Presiden Joe Biden kepada Israel. Koordinator komunikasi strategis, Dewan Keamanan Nasional, John Kirby mengatakan, “Strategi ini lahir dari keinginan yang tulus untuk mengenyahkan berbagai jenis kebencian di Amerika yang bisa mengarah pada ancaman kekerasan yang nyata kepada orang-orang.”
Sejumlah kelompok Muslim telah mengancam akan memobilisasi suara mereka untuk tidak memilih Biden pada pemilihan presiden 2024, seperti disampaikan pemimpin komunitas Muslim, Jaylani Hussein.
“Anda telah mendukung perang dan karenanya kami akan meninggalkan Anda dalam perang Anda. Dan kami berpihak pada anak-anak Gaza. Abaikan Biden,” ujar Hussein.
BACA JUGA: Biden Tanggapi Pembunuhan Anak di Illinois yang Bermotif KebencianSejumlah organisasi Muslim percaya bahwa Biden dan Partai Demokrat telah meremehkan suara mereka. Salam Al-Marayati adalah ketua kelompok advokasi, Dewan Hubungan Publik Muslim.
“Ada banyak cara yang bisa kita tempuh dalam mengatasi persoalan ini. Saya tidak melihat, kami akan memungkinkan Trump untuk menjadi presiden, sebagai contoh, merupakan jawaban dari persoalan ini.”
Mantan Presiden Trump, kandidat terdepan dari Partai Republik, mengatakan bulan lalu bahwa jika dia terpilih, dia akan mengirim para pertugas ke demo-demo proPalestina untuk menangkap dan mendeportasi para imigran yang mendukung Hamas secara terbuka. Ia juga menyatakan akan memberlakukan kembali larangan datang bagi orang-orang dari negara-negara yang disebutnya sebagai “sumber teroris". [ns]
Your browser doesn’t support HTML5