Upaya Turki Lawan ISIS Dipersulit Pertempuran Melawan Kurdi

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu berbicara di Mardin, Turki, Jumat, 5 Februari 2016.

Perang yang rumit dan kontroversial yang dilakukan Turki terhadap faksi Kurdi di tanah air dan di Suriah semakin mempersulit pertempuran melawan kelompok ISIS. Hal ini juga memperlemah posisi Turki dalam perang melawan teror, demikian ujar beberapa analis.

"Posisi ini membuat Turki kurang bisa memaksimalkan sumber daya untuk memerangi ISIS dan menghentikan arus pejuang di perbatasan, meskipun ingin melakukannya," ujar Alan Makovsky, mantan pejabat Departemen Luar Negeri Amerika dan pakar Turki di Center for American Progress.

Turki terguncang dengan beberapa serangan teror baru-baru ini yang dinilai dilakukan oleh militan ISIS. Secara keseluruhan lebih dari 150 orang tewas dalam beberapa serangan terkait militan ISIS enam bulan terakhir ini. Turki telah memperkuat perbatasannya guna menghadapi penyusupan ISIS dan menangkapi para tersangka.

Pada saat bersamaan Turki bertempur melawan militan Kurdi yang dikenal sebagai PKK di bagian timur Turki, dimana pertempuran kembali berkobar bulan Juli lalu. Turki melihat pasukan Kurdi-Suriah di perbatasan yang terkait dengan Partai Demokratik Bersatu PYD dan sayap militer Unit Perlindungan Rakyat YPG sebagai musuh, meskipun pasukan-pasukan itu membantu koalisi Barat memerangi ISIS di Suriah.

Turki menghadapi kecaman dari kelompok-kelompok HAM atas penyerbuan besar-besaran terhadap warga Kurdi di bagian timur Turki. Pemimpin-pemimpin Turki juga menghadapi tekanan kuat di dalam negeri dari kelompok-kelompok oposisi yang mengklaim pemerintah tidak cukup serius memerangi ISIS. Dalam beberapa kesempatan, kebijakan pemerintah bahkan dinilai mendukung tujuan ISIS dan menjadikan negara itu rentan terhadap teror. [em]