Utusan AS: Perundingan Senjata Strategis Tergantung Rusia

Marshall Billingslea, utusan Khusus Presiden AS untuk Pengendalian Senjata

Seorang utusan senjata AS hari Selasa mengatakan kini giliran Rusia menanggapi persyaratan AS guna memperpanjang Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru.

"Rusia memahami posisi kita dan yang masih harus dicermati adalah apakah ada kemauan politik di Moskow untuk menyelesaikan kesepakatan ini," kata Marshall Billingslea utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Senjata dan menambahkan bola sekarang ada di pihak Rusia.

Komentar Billingslea disampaikan kepada wartawan dalam konferensi melalui telepon setelah putaran terakhir pembicaraan di Wina dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov.

Perjanjian itu membatasi pengerahan senjata nuklir strategis AS dan Rusia dan akan berakhir bulan Februari mendatang.

AS ingin membahas pengembangan senjata nuklir jarak pendek Rusia yang tidak tercakup dalam perjanjian 2010. Washington juga sebelumnya menghimbau sistem verifikasi senjata yang lebih ketat.

AS sebelumnya menuntut China disertakan dalam kesepakatan yang menggantikan perjanjian tersebut, tetapi Billingslea tampaknya memperlunak tuntutan tersebut, dengan mengatakan kerangka kerja akan dibuat sehingga "bisa menyertakan China pada waktunya."

Washington mundur dari Perjanjian Senjata Nuklir Jarak Menengah pada tahun 1987 setelah berkeras Rusia telah mengerahkan rudal jelajah yang melanggar kesepakatan tersebut. Rusia mengatakan jangkauan misil itu tidak tercakup dalam perjanjian INF.

AS sedang mencoba merundingkan kesepakatan yang mencakup semua hulu ledak. Rusia mengatakan tidak akan mengajukan prasyarat apapun. [my/ii]