Utusan khusus AS untuk Afghanistan memulai lawatan pertama ke Eropa dan Asia pada Senin (8/11) untuk membahas perkembangan di negara Asia Selatan itu, di mana hampir 23 juta orang terancam kelaparan.
Persinggahan pertama Duta Besar Thomas West adalah Brussels, Belgia, di mana diskusinya dengan sekutu-sekutu dan mitra-mitra AS akan berfokus pada langkah selanjutnya di Afghanistan.
"Saya antusias untuk memajukan kepentingan-kepentingan penting AS dan mendukung rakyat Afghanistan," ujar West dalam cuitan. "Masyarakat internasional harus bergerak bersama supaya efektif," tegasnya.
PBB telah memperingatkan bahwa lebih dari separuh populasi Afghanistan kemungkinan akan kelaparan pada musim dingin apabila negara itu tidak menerima sumbangan dana lagi. Program Pangan Dunia mengatakan dalam pernyataan Senin (8/11) bahwa biaya BBM, pangan, dan pupuk telah naik, dan semua ini semakin memperparah krisis Afghanistan.
Kembali berkuasanya Taliban di Afghanistan pada Agustus menyebabkan negara itu masuk ke dalam krisis ekonomi dan meningkatkan kebutuhan kemanusiaan Afghanistan ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang berakar dari perang bertahun-tahun dan kekeringan luas berkepanjangan.
BACA JUGA: HRW: Pembatasan Perempuan Bekerja Hambat Pengiriman Bantuan Kemanusiaan AfghanistanMasyarakat internasional telah menolak untuk memberikan pengakuan diplomatik kepada Taliban, terutama karena mengkhawatirkan HAM di bawah kekuasaan pemerintah Islamis itu. Ketiadaan legitimasi menyebabkan dihentikannya bantuan asing bernilai milyaran dolar untuk Kabul dan memblokir akses Taliban ke aset-aset Afghanistan bernilai sekitar 10 milyar dolar, kebanyakan disimpan di Bank Sentral AS. Sanksi-sanksi itu telah menyulitkan Taliban untuk membayar upah atau mengimpor bahan-bahan pokok. [vm/jm]