Pemerintah AS mengirim seorang utusan khusus ke Korea Utara untuk mengupayakan pembebasan seorang misionaris Amerika keturunan Korea yang sedang sakit.
Amerika mengirim seorang utusan khusus ke Korea Utara untuk mengupayakan pembebasan seorang misionaris Amerika keturunan Korea yang sedang sakit, dan telah divonis 15 tahun kerja paksa.
Departemen Luar Negeri mengatakan Robert King – Utusan Khusus Untuk Isu HAM di Korea Utara – ketika berkunjung ke Pyongyang hari Jumat nanti, akan meminta agar Kenneth Bae dibebaskan atas dasar kemanusiaan.
Juru bicara Gedung Putih mengatakan Amerika sangat prihatin dengan kondisi Bae, yang dilaporkan telah dipindahkan dari sebuah kamp kerja paksa ke rumah sakit karena mengalami penurunan berat badan lebih dari 23 kilogram. Kenneth Bae yang berusia 44 tahun mengalami beberapa masalah kesehatan – termasuk hati dan ginjal.
Kenneth Bae ditangkap setelah memasuki Korea Utara bulan November lalu sebagai pemandu tur. Ia kemudian dihukum – dengan tuduhan – mencoba menggulingkan pemerintah.
Korea Utara belum menanggapi berita kunjungan Robert King. Tetapi Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan kunjungannya merupakan undangan pemerintah Korea Utara.
Anggota Senior Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Scott Snyder yakin kesepakatan tentang pembebasan Kenneth Bae sedang diupayakan.
Korea Utara telah menahan sedikitnya enam warga Amerika sejak tahun 2009. Semuanya sudah diijinkan kembali ke Amerika sebelum menjalani hukuman secara penuh. Sebagian besar dibebaskan setelah kunjungan tokoh-tokoh berpengaruh Amerika – termasuk mantan presiden Jimmy Carter dan Bill Clinton.
Dalam video yang dipasang awal bulan ini oleh surat kabar pro-Korea Utara di Jepang, Kenneth Bae mengatakan kesehatannya memburuk dan meminta Amerika mengirim seorang pejabat tinggi untuk merundingkan pembebasannya.
Banyak analis mengatakan Korea Utara menggunakan kasus Kenneth Bae sebagai tawar menawar untuk memperoleh konsesi lebih besar dari Amerika, terkait program nuklir dan misilnya. Korea Utara membantah hal ini.
Penahanan Kenneth Bae terjadi di tengah memuncaknya ketegangan Amerika dan Korea Utara. Beberapa minggu setelah penahanannya, Korea Utara melakukan peluncuran roket jarak jauh dan sekaligus uji nuklir, yang dikecam keras PBB.
Pada puncak krisis itu, Korea Utara mengancam melancarkan serangan nuklir ke Amerika dan Korea Selatan. Ketegangan reda ketika Korea Utara mengambil beberapa langkah untuk memulihkan hubungan dengan Korea Selatan.
Pernyataan Amerika hari Selasa tidak menyebutkan apakah akan ada upaya yang dilakukan Robert King untuk memajukan perundingan perlucutan senjata nuklir yang melibatkan banyak negara, yang terhenti sejak tahun 2009.
Robert King memainkan peran dalam perundingan tahun 2012 ketika pemimpin Korea Utara Kim Jong Un setuju membekukan program nuklir negara miskin itu dengan imbalan bantuan pangan. Amerika kemudian menangguhkan perjanjian itu setelah Korea Utara meluncurkan roket.
Departemen Luar Negeri mengatakan Robert King – Utusan Khusus Untuk Isu HAM di Korea Utara – ketika berkunjung ke Pyongyang hari Jumat nanti, akan meminta agar Kenneth Bae dibebaskan atas dasar kemanusiaan.
Juru bicara Gedung Putih mengatakan Amerika sangat prihatin dengan kondisi Bae, yang dilaporkan telah dipindahkan dari sebuah kamp kerja paksa ke rumah sakit karena mengalami penurunan berat badan lebih dari 23 kilogram. Kenneth Bae yang berusia 44 tahun mengalami beberapa masalah kesehatan – termasuk hati dan ginjal.
Kenneth Bae ditangkap setelah memasuki Korea Utara bulan November lalu sebagai pemandu tur. Ia kemudian dihukum – dengan tuduhan – mencoba menggulingkan pemerintah.
Korea Utara belum menanggapi berita kunjungan Robert King. Tetapi Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan kunjungannya merupakan undangan pemerintah Korea Utara.
Anggota Senior Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Scott Snyder yakin kesepakatan tentang pembebasan Kenneth Bae sedang diupayakan.
Korea Utara telah menahan sedikitnya enam warga Amerika sejak tahun 2009. Semuanya sudah diijinkan kembali ke Amerika sebelum menjalani hukuman secara penuh. Sebagian besar dibebaskan setelah kunjungan tokoh-tokoh berpengaruh Amerika – termasuk mantan presiden Jimmy Carter dan Bill Clinton.
Dalam video yang dipasang awal bulan ini oleh surat kabar pro-Korea Utara di Jepang, Kenneth Bae mengatakan kesehatannya memburuk dan meminta Amerika mengirim seorang pejabat tinggi untuk merundingkan pembebasannya.
Banyak analis mengatakan Korea Utara menggunakan kasus Kenneth Bae sebagai tawar menawar untuk memperoleh konsesi lebih besar dari Amerika, terkait program nuklir dan misilnya. Korea Utara membantah hal ini.
Penahanan Kenneth Bae terjadi di tengah memuncaknya ketegangan Amerika dan Korea Utara. Beberapa minggu setelah penahanannya, Korea Utara melakukan peluncuran roket jarak jauh dan sekaligus uji nuklir, yang dikecam keras PBB.
Pada puncak krisis itu, Korea Utara mengancam melancarkan serangan nuklir ke Amerika dan Korea Selatan. Ketegangan reda ketika Korea Utara mengambil beberapa langkah untuk memulihkan hubungan dengan Korea Selatan.
Pernyataan Amerika hari Selasa tidak menyebutkan apakah akan ada upaya yang dilakukan Robert King untuk memajukan perundingan perlucutan senjata nuklir yang melibatkan banyak negara, yang terhenti sejak tahun 2009.
Robert King memainkan peran dalam perundingan tahun 2012 ketika pemimpin Korea Utara Kim Jong Un setuju membekukan program nuklir negara miskin itu dengan imbalan bantuan pangan. Amerika kemudian menangguhkan perjanjian itu setelah Korea Utara meluncurkan roket.