Vijay Nambiar, yang mengunjungi Burma awal bulan ini, mengatakan "perubahan dramatis" yang terjadi di negara itu selagi negara itu bertransisi menuju demokrasi. Tapi ia mengatakan pemilihan anggota parlemen tanggal 1 April akan menjadi ujian penting bagi pemerintah sipil yang berkuasa kurang dari setahun lalu.
Nambiar mengutip kemajuan negara itu dalam transisi dari kediktatoran militer ke demokrasi, termasuk pendaftaran oposisi Liga Nasional bagi Demokrasi dan ketuanya Aung San Suu Kyi sebagai calon anggota parlemen dalam pemilihan 1 April.
Ia juga memuji pemerintah karena membebaskan sejumlah besar tahanan politik. Tapi ia mengingatkan pemimpin baru Burma harus mengonsolidasikan pencapaian itu guna menghadirkan reformasi nyata.
Nambiar mengatakan pemerintah baru perlu memenuhi kebutuhan sosio-ekonomi rakyatnya dan karenanya ia mendesak masyarakat internasional agar mencabut sanksi ekonomi dan keuangan yang diberlakukan pada mantan pemimpin itu karena melanggar HAM dan tindakan represif lain.
Ia menyambut baik keterlibatan pemerintah Burma dengan PBB dalam beberapa bidang, termasuk menyelenggarakan sensus pertama di negara itu sejak tahun 1983.