Dari masa kecilnya yang sederhana di Appalachia, Senator Ohio J.D. Vance kini mengincar jabatan tertinggi kedua di Amerika Serikat.
“Kepada masyarakat Middletown, Ohio, dan semua komunitas yang terlupakan di Michigan, Wisconsin, Pennsylvania, dan Ohio, serta setiap penjuru negara kita, saya berjanji kepada Anda: Saya akan menjadi wakil presiden yang tidak pernah lupa dari mana ia berasal,” ujar Vance dalam pidatonya.
Latar belakang “kerah biru,” atau pekerja kasar, yang dimiliki Vance begitu kontras dengan latar belakang mantan Presiden Donald Trump yang kaya raya. Gubernur Ohio Mike DeWine mengatakan bahwa Vance yang tumbuh dalam keadaan miskin dengan ibu yang kecanduan narkoba akan memperluas daya tarik Partai Republik.
“Dia memiliki sejumlah pengalaman hidup nyata yang tidak dimiliki banyak orang, tetapi orang-orang pasti bisa merasa memiliki kesamaan dengannya,” ujar DeWine.
Your browser doesn’t support HTML5
Dalam hal kebijakan luar negeri, Vance bersikap keras terhadap China dan Asia Timur, dan ia menentang bantuan militer, terutama dalam konflik Ukraina dan Rusia.
“Keputusan memilih Vance saya kira mungkin menimbulkan kepanikan di berbagai ibu kota Eropa, meski wakil presiden secara tradisional tidak terlalu berpengaruh pada kebijakan luar negeri. Fakta bahwa Trump memilih seseorang yang pandangannya sejalan dengannya, terutama tentang Eropa, saya pikir menunjukkan di mana dia melihat masa depan partai,” jelas Emma Ashford, peneliti senior di Stimson Center.
Anggota komite nasional Ohio, Jane Timken, mencalonkan diri melawan Vance dalam pemilihan Senat AS, tapi kemudian menjadi pendukungnya.
“Dia juga tahu bagaimana mengartikulasikan perspektif kita dalam mengutamakan Amerika, dan itu berarti mengamankan perbatasan, membuat Amerika makmur lagi dan kuat di panggung dunia,” kata Timken.
Seperti Trump, Vance mendukung Israel, menentang aborsi, dan menyalahkan imigran atas pengambilan pekerjaan di Amerika. Wakil Presiden Kamala Harris menilai Vance ibarat stempel karet untuk Trump.
“Jangan salah, J.D. Vance hanya akan loyal kepada Trump, bukan kepada negara kita,” sebut Harris.
Your browser doesn’t support HTML5
Perbedaan besar dari Trump adalah bahwa Vance masih berusia 39 tahun, dan jika terpilih, akan menjadi wakil presiden termuda ketiga dalam sejarah.
“Saya rasa dia akan membawa anak-anak muda dan kami perlu itu. Partai kami adalah partai orang kulit putih tua. Kami perlu tunjukkan bahwa kami beragam, kami terbuka,” kata Senator Ohio George Lang, yang tinggal di distrik yang sama dengan Vance.
Bernie Moreno mencalonkan diri sebagai anggota Senat AS dari Ohio. Dia mengatakan bahwa usia Vance adalah nilai tambah.
“Ini akan menggerakkan para pemilih. Saya berani mengatakan, ketika saya sebut nama J.D, seluruh massa akan meneriakkan J.D.,” tutur Moreno. [th/ab]