Wabah Virus Korona Guncang Ekonomi, Tingkatkan Ketakutan Penyebaran Global

  • Associated Press

Sebuah monitor besar menampilkan peta Asia dan jumlah total kasus virus korona. (Foto: AP)

Di tengah kekhawatiran mengenai lokasi wabah virus baru yang menyebar cepat, kasus dan kematian akibat virus korona meningkat di seluruh dunia. Hal tersebut mengakibatkan berbagai tempat menjadi sepi, mengguncang ekonomi serta mengubah realitas kehidupan sehari-hari.

Pembelian kebutuhan sehari-hari meningkat secara besar-besaran karena terjadinya kepanikan di Jepang. Tempat-tempat wisata di seluruh Asia, Eropa dan Timur Tengah ditinggalkan. Pemerintah menutup sekolah serta melarang pertemuan besar. Sementara taman-taman hiburan juga ditutup dan sejumlah konser dibatalkan.

BACA JUGA: WHO Desak Semua Negara Bersiap Tanggapi Virus Korona

Bahkan di Paris, Museum Louvre ditutup dan para pastor tidak lagi memberi roti sakramental langsung di mulut umat, menurut berita yang dilansir dari Associated Press.

Sementara virus korona memperluas jangkauannya di seluruh dunia. Kluster-kluster geografis dari infeksi virus korona terbentuk dengan peningkatan kasus di Iran, Italia, dan Korea Selatan. Sementara itu Amerika mencatat kematian pertama pasien virus korona, yaitu seorang laki-laki berusia 50-an di negara bagian Washington yang kondisi kesehatannya memang sudah rapuh. Namun dia tidak melakukan perjalanan ke daerah yang terkena dampak.

Turis mengenakan masker di Lapangan St. Mark di Venesia, Italia, Jumat, 28 Februari 2020. (Foto: AP)

"Kasus-kasus tambahan di Amerika bisa terjadi, tetapi orang yang sehat seharusnya bisa pulih sepenuhnya," kata Presiden Donald Trump pada hari Sabtu (29/2). Hal itu diungkapkan ketika para pejabat meningkatkan peringatan mengenai perjalanan ke daerah-daerah tertentu di Italia dan Korea Selatan serta larangan bepergian ke Iran.

China pada hari Minggu (1/3) melaporkan terjadinya peningkatan kecil dalam kasus-kasus baru selama 24 jam terakhir hingga mencapai angka 573. Angka yang melebih 500 tersebut terjadi untuk pertama kalinya dalam lima hari terakhir. Kasus-kasus tersebut hampir semuanya terjadi di Provinsi Hubei yang paling terimbas dan ibu kotanya, Wuhan.

Korea Selatan melaporkan 210 kasus tambahan dan dua kematian lagi akibat virus itu, sehingga total menjadi 3.736 kasus dan 20 kematian. Korea Selatan mengkonfirmasi jumlah infeksi virus terbesar kedua di luar China daratan, dengan sebagian besar kasus dilaporkan di Daegu, sebuah kota di bagian tenggara.

Presiden Korea Selatan menggunakan pidato peringatan 101 tahun pemberontakan anti-Jepang untuk menyerukan persatuan nasional guna mengatasi meluasnya wabah virus korona.

BACA JUGA: AS Laporkan Kematian Pertama Akibat Virus Korona 

Jumlah kematian di Iran akibat COVID-19, naik menjadi 54, sementara jumlah kasus yang dikonfirmasi melonjak dalam semalam lebih dari lima puluh persen, total mencapai 978 orang. Angka baru ini mencerminkan 11 kematian lebih banyak daripada yang dilaporkan pada hari Sabtu dan 385 kasus baru.

Wabah di Iran telah mendorong negara-negara tetangganya untuk menutup perbatasan mereka dengan Iran, sementara negara-negara Teluk lainnya telah menghentikan penerbangan ke Iran.

Daftar negara-negara yang tertular virus ini telah melampaui 60. Lebih dari 87 ribu orang di seluruh dunia terjangkit virus ini, termasuk hampir 3.000 kematian. [my/jm]