Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada Minggu (5/11) mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong akan mengambil alih jabatannya sebagai pemimpin Partai Aksi Rakyat (People's Action Party/PAP)yang berkuasa sebelum pemilihan umum berikutnya. Negara Singa tersebut dijadwalkan akan menggelar pemilu pada November 2025.
PAP diperkirakan akan terus mendominasi perolehan suara pada pemilu 2025, sehingga potensi Wong untuk menjadi perdana menteri Singapura berikutnya sangat besar. Jika memang ia berhasil memenangkan suara konsituen, Wong akan menjadi perdana menteri keempat yang memimpin negara pusat keuangan Asia tersebut sejak merdeka pada 1965.
Lee, yang menjabat perdana menteri sejak 2004, adalah putra sulung dari Bapak Bangsa Singapura, Lee Kuan Yew.
Ia juga merupakan sekretaris jenderal PAP, yang memerintah Singapura sejak 1965. Lee mengumumkan pada tahun lalu bahwa Menteri Keuangan Wong, 50 tahun, akan menjadi penggantinya dan ia memutuskan untuk mengangkatnya menjadi wakil.
"Saya percaya penuh pada Lawrence dan timnya dan tidak ada alasan untuk menunda transisi politik mereka. Oleh karena itu, saya bermaksud menyerahkannya kepada DPM (Wakil PM) Lawrence sebelum pemilihan umum berikutnya," kata Lee, 71 tahun, pada konferensi tahunan PAP.
Lee memuji Wong dan timnya saat menangani krisis COVID.
BACA JUGA: PM Singapura Tingkatkan Pembelaan terhadap Partai Berkuasa yang Dilanda SkandalWong menjadi sorotan politik sebagai salah satu ketua gugus tugas COVID-19 pemerintah pada puncak pandemi.
Dia mendapat banyak pujian atas penanganannya terhadap virus corona. Di bawah kepemimpinannya, Singapura memberlakukan penguncian wilayah (lockdown) yang ketat, pembatasan perbatasan, dan pelacakan kontak. Langkah-langkah tersebut berhasil meminimalkan angka kematian dan infeksi, terutama pada awal pandemi, di negara itu.
Namun setelah mencapai salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, banyak yang mempertanyakan lambatnya langkah Singapura dalam melonggarkan pembatasan. [ah/ft]