Pernyataan itu Bima sampaikan lewat sebuah video yang diunggah di akun Instagramnya, Jumat (20/3). Dia mengatakan telah memulai proses isolasi meski tidak memiliki gejala berat.
“Walau tidak ada gejala-gejala yang signifikan -hanya batuk-batuk kecil- saya memutuskan untuk mengikuti semua protokol dan prosedur menjalani isolasi diri,” ujarnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu pun mengimbau warga Kota Bogor untuk lebih waspada menghadapi virus corona.
“Betul betul menjaga kesehatan, berhati-hati, jaga jarak dan jaga diri, tidak usah bepergian keluar rumah apabila tidak mendesak,” tambah Bima.
Ironisnya, Bima mengimbau tidak bepergian setelah dia sendiri mengunjungi Turki dan Azerbaijan selama hampir sepekan. Kedua negara itu sudah memiliki kasus COVID-19.
Dinkes Bogor Beberkan Tracing Bima Arya
Dinas Kesehatan Kota Bogor pun menelusuri riwayat kontak (contact tracing) orang-orang yang bertemu Bima dan berpotensi tertular COVID-19.
Dalam pernyataan tertulis, Dinkes Bogor membeberkan penelusuran yang telah dilakukan.
Pada 26 Februari, Bima mengikuti seminar di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Bogor. “Panitia dalam keadaan sehat,” ujar rilis tersebut.
Bima kemudian pergi ke Sukabumi, Jawa Barat, pada 6-7 Maret dalam rangka 'Road to BHM'. Dinkes menyatakan Wali Kota Sukabumi dan semua tim lari di kota tersebut dalam keadaan sehat.
Kemudian Bima melawat ke Turki dan Azerbaijan pada 9-15 Maret. Di Turki dia Menjadi pembicara dalam sebuah acara Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Turki.
“Sebagian menyatakan keadaan sehat, hari ini, Jumat (20/3), akan dipastikan lebih lanjut,” terang pernyataan tersebut.
Sementara Azerbaijan sedang dalam penelusuran. “Info akan di-update,” tambah pernyataan tersebut.
Plt Kadinkes Bogor dan seorang camat di Bogor, yang menjemput Bima di bandara, ditetapkan sebagai ODP.
BACA JUGA: Virus Corona di Indonesia Bertambah 81 Orang, Total 450 KasusPemkot Bogor Siapkan Miliaran Rupiah
Sementara itu Pemerintah Kota Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak Jumat (20/3), seraya menyiapkan anggaran miliaran Rupiah.
Wakil Walikota Bogor Dedie Rachim--yang memimpin kota tersebut selama dua pekan ke depan--mengatakan siap menggelontorkan Rp1,9 miliar untuk RSUD Bogor dan Rp5,9 miliar untuk Dinkes Bogor.
“Paling tidak tiga bulan ke depan, RSUD (diberi) 1,9 miliar untuk berbagai kebutuhan, pengadaan peralatan, sarana-prasarana, langkah-langkah operasional,” ujarnya dalam konferensi pers yang disiarkan lewat Youtube.
“Dinkes minta alokasi 5,9 miliar. Yang tadi memang direncanakan pengadaan peralatan juga. Jadi APD kita memang sangat terbatas,” tambahnya.
BACA JUGA: Satu WNI di Singapura Meninggal karena COVID-19Pihaknya juga menunggu pengajuan anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor untuk pembelian disinfektan.
“Untuk penyemprotan disinfektan di beberapa sarana umum, seperti sekolah sekolah, terminal, stasiun, rumah sakit, puskesmas, di taman, di jalan, di manapun tempat yang kita curigai jadi pusat tersebarnya virus ini,” jelas Dedie lagi.
Dedie mengatakan pimpinan DPRD Kota Bogor siap mendukung penganggaran yang dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19. [rt/em]