Warga Meksiko Protes Upaya Pemerintah Kurangi Wewenang Lembaga Pemilihan

Demonstran berunjukrasa mendukung Lembaga Pemilihan Nasional(INE) dan menentang rencana Presiden Andres Manuel Lopez Obrador untuk mereformasi otoritas pemilu, di Mexico City, Meksiko, 26 Februari 2023. (Foto: REUTERS/Gustavo Graf)

Massa berkumpul di seluruh Meksiko pada Minggu (26/2) menentang upaya pemerintah untuk memperkedil otoritas pemilu independen, dengan alasan tindakan pemerintah itu mengancam demokrasi.

Penyelenggara mengatakan lebih dari 500.000 pengunjuk rasa memenuhi alun-alun Zocalo di pusat kota Mexico City, banyak di antara mereka memegang bendera Meksiko dan berpakaian putih dan merah muda, warna Lembaga Pemilihan Nasional, atau INE.

Kongres Meksiko pekan lalu menyetujui perombakan besar-besaran INE, yang berulang kali dituduh oleh Presiden Andres Manuel Lopez Obrador sebagai korup dan tidak efisien.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador berbicara selama konferensi pers, di Hermosillo. (Foto: via Reuters)

Presiden Lopez Obrador menyangkal perubahan itu akan melemahkan demokrasi Meksiko, tetapi para penentangnya telah bertekad akan membawa undang-undang tersebut, yang memangkas anggaran dan staf INE, ke Mahkamah Agung.

Alejandra Martinez, pengacara dan demonstran mengatakan: “Saya datang untuk meminta penghormatan kepada INE, karena supremasi hukum adalah milik rakyat Meksiko, bukan kehendak satu orang. Supremasi hukum ditetapkan dalam Konstitusi. Ini adalah hak asasi manusia, yang harus dihormati. Aturan hukum bukan milik presiden. Dia harus menganggap bahwa dia adalah wakil rakyat.”

Lopez Obrador, yang berhaluan kiri, berpendapat dia dicurangi dua kali dalam dua pemilihan presiden sebelum akhirnya meraih kemenangan telak dalam pemilu 2018. Menurutnya, INE terlalu mahal dan bias demi mendukung lawan-lawannya.

BACA JUGA: Ribuan Orang Protes Perombakan Pemilu di Meksiko

Para pejabat INE menyangkal tuduhan presiden. Mereka mengatakan perombakannya melanggar konstitusi, mengekang independensi lembaga dan menghilangkan ribuan pekerjaan yang didedikasikan untuk menjaga proses pemilu. Mereka juga mengatakan perombakan itu mempersulit penyelenggaraan pemilu yang bebas dan adil.

Lopez Obrador juga telah melemahkan badan-badan otonom lain yang memeriksa kekuasaannya. Lembaga-lembaga itu dituduhnya menguras dompet publik dan memusuhi proyek politiknya. Dia mengatakan perombakan INE akan menghemat $150 juta (sekitar Rp2,25 triliun) setahun.

Banyak analis politik mengatakan INE dan pendahulunya, Lembaga Pemilihan Federal (Federal Electoral Institute), memainkan peran kunci dalam menciptakan demokrasi pluralistik yang pada tahun 2000 mengakhiri kekuasaan satu partai selama puluhan tahun. [lt/ab]