Sejumlah wartawan berdemostrasi di Depan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta. Mereka mengecam pembunuhan yang dilakukan terhadap Jamal Khashoggi di dalam kantor Konsulat Arab Saudi di Kota Istanbul, Turki, Selasa dua pekan lalu. Hasil penyelidikan polisi Turki menyebut Khashoggi disiksa dan dimutilasi hingga tewas.
Seorang staf Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, bersafari dan berkepala plontos, keluar dari kompleks kedutaan untuk melihat dari dekat unjuk rasa yang dilakukan sepuluh wartawan Indonesia di depan Kedutaan Saudi di Jakarta, Jumat (19/10).
Dia sempat berbicara dengan seorang petugas keamanan kedutaan. Ketika dimintai komentar, staf Kedutaan Besar Arab Saudi itu langsung masuk lagi ke dalam.
BACA JUGA: Hilangnya Wartawan Saudi Soroti Ancaman terhadap Kebebasan PersSejumlah wartawan berdemostrasi untuk mengecam pembunuhan yang dilakukan terhadap Jamal Khashoggi di dalam kantor Konsulat Arab Saudi di Kota Istanbul, Turki, Selasa dua pekan lalu. Hasil penyelidikan polisi Turki menyebut Khashoggi disiksa dan dimutilasi hingga tewas.
Ini merupakan protes pertama di Indonesia atas pembunuhan Khashoggi, wartawan yang kerap mengkritik kebijakan pemerintah Arab Saudi.
Dalam demostrasi tersebut, mereka membawa beragam spanduk. Di antaranya bertulisan "Mengapa Dia Harus Dipenggal?", "Jurnalisme Bukan Kejahatan, Usut Tuntas Hilangnya Jamal Khashoggi", dan "Journalists Are Not Animals, Don't Butcher Journalists".
Kepada wartawan, koordinator pengunjuk rasa, Fira Abdurrahman, menjelaskan Arab Saudi telah melanggar hak asasi manusia karena membunuh warga negaranya sendiri atas dasar perbedaan ideologi, atas dasar profesinya sebagai jurnalis. Karena itu para wartawan itu kata Fira menuntut pemerintah Arab Saudi mengumumkan secara terbuka mengenai nasib dan keberadaan Khashoggi, apakah dia masih hidup atau sudah meninggal.
"Maka kerajaan Arab Saudi harus bisa menjelaskan kepada publik dan bahkan bertanggung jawab atas dugaan yang terjadi terhadap Jamal Khashoggi," kata Fira.
Fira menekankan wartawan Indonesia selalu memberi perhatian terhadap persoalan yang dialami wartawan, termasuk yang terjadi di negara lain. Dia mencontohkan beberapa bulan lalu mereka juga berdemonstrasi di depan Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta, memprotes penahanan atas dua wartawan Reuters.
Your browser doesn’t support HTML5
Menurut Fira, persoalan yang dialami wartawan - penculikan, penyiksaan, atau pembunuhan - juga bisa terjadi terhadap wartawan di Indonesia. Karena itu, wartawan di Indonesia juga harus waspada karena apa yang terjadi atas Khashoggi juga bisa dialami oleh wartawan di Indonesia.
Terkait kunjungan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adil al-Jubair awal pekan depan, Fira meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mencari penjelasan tentang nasib Khashoggi kepada koleganya tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan pemerintah Indonesia sangat prihatin atas kasus pembunuhan Khashoggi. Apalagi, kata dia, itu terjadi dalam kantor Konsulat Arab Saudi di Kota Istanbul.
Karena itu, Arrmanatha menambahkan pemerintah Indonesia berharap pihak berwenang bisa mengungkap apa yang sebetulnya terjadi dan pelakunya bisa diproses sesuai undang-undang yang berlaku di Turki dan Arab Saudi.
"Kita berharap agar benar-benar diketahui apa yang sebenarnya terjadi di situ dan bisa terungkap apa pelakunya," jelas Arrmanatha.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai meyakini Khashoggi benar-benar dibunuh. Dia menyatakan akan memberikan sanksi berat kepada Arab Saudi kalau terbukti menghabisi nyawa kolumnis surat kabar the Washington.
Jamal Khashoggi terakhir kali terlihat dua pekan silam memasuki konsulat Arab Saudi di Turki. Setelah itu, ia tidak pernah terlihat meninggalkan gedung misi diplomatik tersebut. [fw/uh]