Jamal Khashoggi adalah seorang wartawan warga Arab Saudi yang dinyatakan hilang sejak tanggal 2 Oktober lalu ketika ia masuk ke Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, untuk mengambil dokumen yang diperlukan untuk menikah dengan seorang perempuan Turki.
Para pejabat Turki menyimpulkan bahwa Khashoggi telah dibunuh di dalam konsulat itu. Khashoggi mengasingkan diri ke Amerika sejak tahun lalu, setelah pemerintah Saudi melancarkan penindasan atas orang-orang yang dianggap pembangkang.
BACA JUGA: Turki Dikabarkan Punya Rekaman Pembunuhan Jurnalis SaudiChris Murphy, senator Amerika dari Partai Demokrat mengatakan, “Kalau betul pemerintah Saudi memancing seorang penduduk Amerika ke konsulat mereka dan kemudian membunuhnya, ini bisa menjadi alasan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Arab Saudi.”
Pejabat Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan tidak bisa mengkonfirmasi nasib Khashoggi yang berusia 59 tahun itu, tapi akan terus memantau kasusnya.
Khashoggi, yang pernah kuliah di Universitas Indiana di Amerika, akhir tahun lalu berbicara di muka National Press Club di kota Washington, dan dengan tegas mengecam praktik-praktik korupsi di Arab Saudi.
Ia mengatakan, “Kami semua menghendaki ditumpasnya korupsi, karena korupsi sangat merusak di Arab Saudi. Korupsi tidak lagi merupakan rahasia, dan kami bisa melihatnya setiap hari. Tapi kami tidak bisa melaporkannya,” kata Kashoggi.
Kata Khashoggi, apa yang dilakukan oleh Putra Mahkota Mohammad bin Salman sepintas tampak baik, tapi ia melakukannya dengan cara yang sangat keliru.
“Ada orang-orang yang dipanggil oleh badan keamanan negara dan dipaksa menandatangani perjanjian tidak akan mengkritik pemerintah. Kalau seorang pengarang atau penulis ditangkap, maka penulis lain akan takut berbicara karena mereka tidak mau ditangkap.”
Iklim politik di Arab Saudi, kata Khashoggi, tidak memungkinkan adanya kritikan yang membangun ataupun perdebatan yang terbuka dan jujur tentang hal-hal yang akan berdampak pada masa depan kami.
BACA JUGA: Trump Pesimis dengan Nasib Jurnalis Saudi yang HilangPemerintah Saudi tambahnya, memberikan harapan-harapan dan janji-janji besar kepada rakyat, tapi banyak orang muda tidak suka mendengarkan janji-janji yang tidak bisa dipenuhi.
“Tapi di sini, di Washington, kita bisa membicarakan hal-hal yang buruk itu, yang mungkin akhirnya akan didengar oleh pemerintah Saudi.”
Kata Khashoggi lagi, dalam masalah pemberantasan korupsi ini, Putra Mahkota Mohammad bin Salman harus bisa membedakan antara kekayaan yang dimiliki keluarga kerajaan dan kekayaan yang dimiliki perusahaan-perusahaan swasta.
“Keluarga kerajaan adalah penyebab adanya korupsi. Merekalah yang menggelembungkan nilai berbagai kontrak pembangunan. Mereka-lah yang tidak memungkinkan perusahaan yang baik untuk bekerja dan mendapat keuntungan di Arab Saudi.”
Khashoggi mengatakan, keluarga kerajaan selalu minta bagian yang besar dari tiap kontrak.
“Mereka tidak minta hanya lima persen, tapi jumlahnya bisa sampai milyaran dollar. Sebuah proyek yang bernilai satu milyar dollar akhirnya akan menjadi tiga milyar dollar, supaya anggota keluarga yang satu mendapat bagian, dan saudaranya juga akan mendapat bagian.”
Kata Khashoggi lagi dalam ceramahnya dimuka National Press Club di Washington itu, bahkan Putra Mahkota bin Salman mengakui kepada suratkabar Bloomberg bulan April tahun 2016:
“Dia mengatakan, bahwa dari tahun 2010 sampai 2014, 100 milyar dollar tiap tahun telah hilang dalam apa yang digambarkannya sebagai ‘pengeluaran yang tidak efisien’. Itu berarti korupsi. Jadi dalam empat tahun saja ada 400 milyar dollar yang hilang karena korupsi,” tambahnya.
Jamal Khashoggi mengatakan banyak dari dana yang dikorupsi itu dipakai untuk membeli rumah-rumah mewah di Los Angeles dan hotel-hotel mentereng di Paris. (ii)
BACA JUGA: Trump Ancam “Hukum Berat” Arab Saudi, Pasar Saham Terjun Bebas 6,8%