Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mendatangi Markas Korps Brimob (Mako Brimob) untuk mengecek langsung proses penanganan kerusuhan narapidana (napi) teroris. Wiranto di Mako Brimob, Kamis (10/5) mengatakan, para pelaku yang dihadapi adalah napi yang seharusnya sadar dan insaf, namun malah melakukan penyanderaan hingga membunuh polisi.
Your browser doesn’t support HTML5
Menurut Wiranto, apa yang dilakukan oleh napi teroris di Rutan Cabang Salemba Mako Brimob itu sudah di luar batas kemanusiaan.
"Pelaku kerusuhan yang kita hadapi saat ini adalah para pelaku terorisme dalam tahanan, yang seharusnya mereka itu sadar akan perbuatannya, insaf akan apa yang dilakukan selama ini. Tetapi justru mereka melakukan kekejaman dengan merampas senjata, menyandera, menyiksa, bahkan membunuh para petugas dengan cara-cara yang kejam, yang keji, diluar batas kemanusiaan," kata Wiranto.
Selanjutnya, kata Wiranto, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menekankan pentingnya bersikap tegas terhadap teroris, tanpa pandang bulu. Wiranto menjelaskan dirinya telah mengadakan rapat koordinasi dengan jajaran terkait untuk merancang operasi penanggulangan aksi teroris di Mako Brimob.
"Presiden Joko Widodo di berbagai kesempatan, di berbagai pertemuaan, bilateral maupun multilateral, beliau menyampaikan bahwa dalam menghadapi terorisme Indonesia selalu bersikp tegas, konsisten, tidak pandang bulu. Dengan dasar itu melalui rapat koordinasi yang telah kita lakukan, maka direncanakan serbuan untuk melucuti, melumpuhkan teroris di lokasi yang telah kita isolasi dan kita kepung," lanjutnya.
Wiranto menjabarkan kronologi mengenai kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua dengan para perusuh yang akhirnya menyerah sehingga operasi Polri bisa selesai pada 07.15 WIB Kamis (10/5). Menurut Wiranto, sebelum operasi berakhir ada 10 teroris yang tidak menyerah. Aparat keamanan kemudian melakukan serbuan dengan seksama.
"Maka sebelum fajar mereka menyatakan menyerah tanpa syarat, tidak ada negosiasi. Ada 10 orang yang tidak mau menyerah. Maka aparat keamanan melakukan serbuan yang telah direncanakan dengan seksama dengan bunyi tembakan, bom, granat asap, dan penyisiran oleh aparat keamanan dengan cara yang telah ditentukan. Nah ternyata dalam serbuan tersebut 10 orang itu menyerah. Dengan demikian lengkap 155 teroris telah menyerah, di mana satu orang diantaranya telah tewas sehari sebelumnya," kata Wiranto.
Wiranto mengingatkan Indonesia butuh ketenangan. Apalagi ada momen politik besar di 2018 dengan pemilihan kepala Daerah serentak dan di 2019 ada pemilihan legislatif dan eksekutif. Belum lagi even internasional seperti pertemuan World Bank dan Asian Games di 2018.
Sebelumnya, Wakapolri Komjen Syafruddin menegaskan pada 07.15 WIB pihak Kepolisian RI berhasil mengambil alih Mako Brimob Kelapa Dua di Depok. Dalam keterangan pers-nya, Komjen Syafruddin menegaskan tidak ada korban jiwa dalam proses pengambilalihan tersebut.
Sebanyak 156 napi teroris menyandera sembilan anggota Polri, lima orang gugur, sedangkan empat orang berhasil selamat dengan luka-luka. Lalu ada satu orang teroris tewas pada Rabu (9/5) dini hari saat awal terjadi kerusuhan. Sehingga total ada 155 napi teroris yang kemudian menyerah.
Operasi pembebasan sandera dan penanggulangan kerusuhan di Mako Brimob lanjut Syafruddin murni dari kepolisian. Operasi ini lanjut Syafruddin juga didukung penuh oleh TNI di masing-masing pos kesatuan.
"Polri saja, yang pimpin saya. Seluruhnya Polri, walaupun rekan-rekan TNI di masing-masing pos dan kesatuannya juga bersiaga untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Operasi ini hanya dilakukan oleh Polri dengan pendekatan soft approach atau lunak," kata Syafruddin.
Seluruh narapidana kasus terorisme yang menghuni rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok telah dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Kerusuhan di Mako Brimob terjadi sejak Selasa (8/5) malam hingga Kamis (10/5) pagi. Dalam kerusuhan ini, lima orang anggota Densus 88 meninggal dunia. Mereka adalah Briptu Fandi Setio Nugroho, Bripda Syukron Fadhli Idensos, Bripda Wahyu Catur Pamungkas, Ipda Yudi Rospuji Siswanto, dan Bripka Denny Setiadi.
Kepala Biro Penerangan Humas PolriBrigadir Jenderal Muhammad Iqbal menjelaskan para korban tewas umumnya menderita luka dalam di bagian leher dan kepala. Kepada para korban tewas Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberikan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa. [aw/lt]