Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu (2/3) meminta negara-negara Barat untuk segera mengirimkan lebih banyak sistem pertahanan udara ketika gelombang serangan rudal, drone, dan artileri Rusia menewaskan sedikitnya 11 orang.
Delapan orang dipastikan tewas, termasuk seorang anak dan bayi akibat serangan pesawat tak berawak di kota pelabuhan selatan Odesa, semalam, kata seorang pejabat regional.
Selain itu, terjadi serangan penembakan terpisah di wilayah garis depan Kharkiv di timur laut dan Kherson serta Zaporizhzhia di selatan menewaskan tiga orang lainnya, kata para pejabat Ukraina.
“Rusia terus menyerang warga sipil,” kata Zelenskyy dalam sebuah postingan di media sosial.
“Kami membutuhkan lebih banyak pertahanan udara dari mitra kami. Kami perlu memperkuat perisai udara Ukraina untuk menambah perlindungan bagi rakyat kami dari teror Rusia. Lebih banyak sistem pertahanan udara dan lebih banyak rudal untuk sistem pertahanan udara dapat menyelamatkan nyawa,” tukasnya.
Saat ini, Ukraina berada dalam situasi yang tidak menguntungkan dalam perang yang telah berlangsung selama dua tahun ini. Pasalnya karena paket bantuan penting Amerika Serikat (AS) senilai $60 miliar masih dalam proses persetujuan Kongres.
Di Odesa, “sebuah gedung sembilan lantai hancur akibat serangan teroris Rusia”, Menteri Dalam Negeri Igor Klymenko mengatakan dalam sebuah posting Telegram pada Sabtu.
Sekitar 10 orang masih belum ditemukan, dan hampir 100 tim penyelamat akan melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan beberapa lantai sebuah bangunan tempat tinggal runtuh dan fasadnya robek.
Angkatan udara Ukraina mengatakan puing-puing pesawat tak berawak Rusia yang ditembak jatuh jatuh ke bangunan tempat tinggal di Odesa dan Kharkiv.
BACA JUGA: Rusia dan China Sepakat Moskow Harus Hadir dalam Pembicaraan UkrainaSituasi Sulit
Serangan-serangan itu terjadi ketika Rusia berupaya memanfaatkan keunggulannya di medan perang.
Kyiv mengakui bahwa mereka kalah, baik dalam jumlah maupun persenjataan. Mereka juga menghadapi kekurangan amunisi dan penundaan bantuan.
Separuh dari amunisi Barat yang dijanjikan datang terlambat, kata menteri pertahanan.
Setelah merebut kota utama Avdiivka di wilayah timur pada bulan lalu, pasukan Rusia terus merangsek ke arah barat dan berhasil merebut beberapa desa kecil dalam beberapa hari terakhir.
Saat mengunjungi pos-pos militer garis depan pada Sabtu, Panglima baru Ukraina Oleksandr Syrsky mengatakan "situasi di garis depan masih sulit, tetap terkendali". [ah/ft]