Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Rabu (25/9) mengabaikan upaya China dan Brazil untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina. Dia mempertanyakan, mengapa kedua negara tersebut mengusulkan alternatif terhadap formula perdamaiannya sendiri.
Dia juga memperingatkan, “Anda tidak akan meningkatkan kekuatan Anda dengan mengorbankan Ukraina.”
“Ketika beberapa pihak mengusulkan alternatif, rencana penyelesaian setengah hati – yang disebut “serangkaian prinsip” – hal itu tidak hanya mengabaikan kepentingan dan penderitaan rakyat Ukraina, yang paling terdampak oleh perang, hal itu tidak hanya mengabaikan kenyataan, tetapi juga memberi Presiden Rusia Vladimir Putin ruang politik untuk melanjutkan perang dan menekan dunia agar mengendalikan lebih banyak negara,” kata Zelenskyy dalam pidatonya di PBB.
Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Sembilan bulan kemudian Zelenskyy mengumumkan rencana perdamaian 10 poin untuk mengakhiri perang secara adil berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional. Moskow menolak rencana tersebut.
BACA JUGA: Kremlin Kecam Seruan Zelenskyy untuk Paksa Rusia BerdamaiChina telah berupaya mengajak negara-negara berkembang untuk bergabung dengan rencana perdamaian enam poin yang dikeluarkannya bersama dengan Brazil pada Mei.
Presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva, mendukung rencana tersebut saat berpidato di hadapan Majelis Umum pada Selasa.
“Setiap upaya paralel atau alternatif untuk mencari perdamaian, pada kenyataannya, merupakan upaya untuk mencapai ketenangan alih-alih mengakhiri perang," kata Zelenskyy.
Presiden Ukraina itu berencana untuk memaparkan “rencana kemenangan” kepada Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih pada Kamis. [ns/uh]