Tautan-tautan Akses

Kota-Kota Upayakan untuk Kembalikan Sungai yang Dahulu Penuh Polusi untuk Kegiatan Renang


Orang-orang menyelam ke Sungai Charles selama acara “City Splash,” hari Selasa, 18 Juli 2017 di Boston (foto: AP Photo/Elise Amendola)
Orang-orang menyelam ke Sungai Charles selama acara “City Splash,” hari Selasa, 18 Juli 2017 di Boston (foto: AP Photo/Elise Amendola)

Mereka menyelam, saling menyemburkan air dan dengan penuh kegembiraan berusaha untuk mengambang di air sungai yang keruh.

Para perenang yang berani mendapatkan kesempatan sekali untuk mengatasi panasnya musim panas dengan berendam di air yang dahulunya terkenal kotor di Sungai Charles Boston baru-baru ini.

Acara tahunan yang bertajuk “City Splash” adalah satu dari beberapa hari dimana negara bagiaan mengizinkan masyarakat umum untuk berenang di sungai sepanjang kurang lebih 128 km yang membelah kota, yang dahulunya terkenal kotor lewat lagu hit grup Standells yang populer di tahun 1960-an yang berjudul “Dirty Water.”

Perhelatan itu, yang sekarang memasuki tahun penyelenggaraan yang ke-5, menyoroti berbagai usaha dari lembaga nirlaba Charles River Conservancy untuk membangun “taman renang” – dermaga terapung dimana para perenang dapat dengan aman melompat ke air tanpa khawatir menyentuh dasar sungai yhang berbahaya di mana kualitas air akan diuji secara reguler.

Hampir 300 orang yang menyatakan bersedia ikut serta untuk berenang di sungai itu.

“Rasanya menyegarkan dan menakjubkan,” ujar Ira Hart, seorang warga asal Newton, Massachusetts, seraya keluar dari sungai, dengan kaca mata renang di tangannya. “Dulu mereka menyatakan betapa sungai itu tercemar limbah beracun sehingga tubuh anda akan bercahaya saat keluar dari sungai Charles. Tubuh saya tidak memancarkan cahaya, paling tidak belum.”

Orang-orang berenang di Sungai Charles selama acara “City Splash,” hari Selasa, 18 Juli 2017 di Boston
Orang-orang berenang di Sungai Charles selama acara “City Splash,” hari Selasa, 18 Juli 2017 di Boston

Boston termasuk kota-kota yang berharap bisa mengikuti jejak Copenhagen, Denmark, yang membuka kolam pelabuhan terapung pertamanya di awal tahun 2000-an. Paris membuka kawasan renang untuk publik di kanal yang dahulunya penuh polusi, dan upaya serupa berada dalam tahap perencanaan untuk kota-kota New York, London, Berlin, Melbourne, dan tempat-tempat lainnya.

Di Boston, lembaga Charles River Conservancy masih harus menggalang dana beberapa juta dolar lagi dan mendapatkan persetujuan dari lembaga-lembaga di tingkat negara bagian, federal, dan badan-badan pemerintah kota.

Namun S.J. Port, seorang wanita juru bicara dari kelompok itu, mengatakan hambatan terbesar telah dileweati: Sungai Charles sekarang termasuk sungai terbersih di negara ini yang melintasi kawasan perkotaan.

Badan Perlindungan Lingkungan Hidup AS mengumumkan bulan ini sungai itu mendapat nilai “B” untuk kualitas air tahun lalu, artinya sungai itu telah memenuhi standar untuk aktivitas berperahu 86 persen dari kurun waktu yang ditetapkan dan 55 persen untuk aktivitas renang. Ini adalah peningkatan yang luar biasa dinamdingkan dengan nilai “D” yang diperoleh sungai Charles di tahun 1995, dimana aktivitas untuk meningkatkan kebersihannya dimulai secara intensif, namun mengalami penurunan nilai dibandingkan nilai “B+” yang diperoleh pada tahun 2015.

Berikut ini adalah contoh-contoh dimana upaya-upaya lainnya untuk meningkatkan kebersihan sungai-sungai di kawasan perkotaan agar dapat digunakan untuk aktivitas renang:

Portland, Oregon

Pemerintah kota bermitra dengan kelompok masyarakat lokal untuk menghimbau warga untuk berenang di Sungai Willamette selama musim panas ini.

Mereka juga membuka pantai yang pertama kali terbuka untuk publik secara resmi dibuka awal bulan ini dimana ada petugas penjaga keselamatan yang menjaga keselamatan para perenang. Mereka juga telah meluncurkan kampanye kesadaran publik dan menjadwalkan serangkaian perhelatan yang berpusat pada aktivitas di perairan.

Di antara perhelatan itu adalah parade ban karet Big Float yang diselenggarakan pekan lalu yang menarik sekitar 2.500 peserta.

London

Sekelompok arsitek, perancang, dan insinyur telah mengajukan usul serangkaian kolam di tengah Sungai Thames yang ikonik, dimana air sungai akan terus menerus disaring.

Chris Romer-Lee, seorang anggota panitia utama dari proyek yang disebut Thames Baths, mengatakan kelompok tersebut bertujuan untuk menyerahkan rencananya ke pihak berwenang di tingkat lokal menjelang tahun 2018.

Kelompok tersebut meluncurkan kampanye untuk menggalang dana secara online tahun lalu yang berhasil mengumpulkan dana sebesar $182.000 untuk menyempurnakan rancangan mereka namun juga berupaya untuk dana hampir $19,6 juta lewat sumber investasi dari luar untuk proyek itu sendiri.

New York

Empat artis lokal dan kalangan arsitek meluncurkan gagasan tentang +Pool, sebuah kolam terapung, yang airnya sudah disaring yang berbentuk tanda plus pada tahun 2010.

Sejak saat itu, mereka telah berhasi menguji sistem penyaringan air yang menghilangkan bakteri tanpa menggunaka bahan kimia, ujar Kara Meyer, wakil direktur dari upaya lembaga nirlaba tersebut.

Ia menyatakan panitia dari upaya yang diluncurkan tersebut juga telah menggalang dana hampir $2 juta untuk melanjutkan pengembangan proyek tersebut, dan menjajaki lokasi-lokasi potensial di sungai East dan Hudson dan mempersiapkan segala yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah kota.

Melbourne, Australia

Lembaga nirlaba Yarra Swim Co. membeberkan konsepnya untuk kolam terapung di Sungai Yarra yang membelah kota itu pada acara yang bertajuk Australia's Venice Biennale Exhibition tahun lalu.

Michael O'Neill, salah satu penggagas upaya itu, mengatakan perusahaan itu akan berusaha untuk menjangkau kelompok-kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga pemerintah mulai bulan depan untuk mendapatkan masukan dari apa yang seharusnya ditawarkan oleh proyek Yarra Pools dan mempromosikan visinya yang lebih luas untuk memanfaatkan sungai itu.

Berlin

Proyek Flussbad yang sudah digagas sejak lama menyerukan upaya untuk membersihkan kanal dari Sungai Spree yang membelah ibu kota Jerman untuk fasilitas pemandian bagi publik.

Barbara Schindler, seorang juru bicara untuk gagasan tersebut, mengatakan gagasan itu telah ada sejak tahun 1990-an, namun telah mencapai tonggak sejarah pada tahun-tahun belakangan ini.

Ia menyatakan organisasi itu menyelesaikan studi terkait kualitas air pada tahun 2015 dan telah menerima pendanaan dari pemerintah sebesar $4,6 juta dengan harapan untuk mengubah konsep menjadi kenyataan. [ww]

XS
SM
MD
LG