Penyelidik Turki meyakini seorang jurnalis Arab Saudi terkemuka dan sering menulis untuk Washington Post telah dibunuh dalam sebuah pembunuhan yang direncanakan di konsulat Saudi di Istanbul, kantor berita Associated Press melaporkan, mengutip laporan koran Washington Post, Sabtu(6/10) malam.
Laporan Washington Post mengutip dua pejabat yang tidak mau disebutkan namanya. PemerintahArab Saudi tidak langsung memberikan komentar. Tapi mereka mengatakan, wartawan itu telah meninggalkan kantor diplomatik mereka.
Seorang pejabat Turki juga mengatakan kepada AP bahwa kajian awal para detektif adalah, Jamal Khashoggi dibunuh di konsulat Arab Saudi.
Khashoggi yang tinggal di pengasingan di Amerika selama setahun yang lalu, menghilang pada Selasa (2/10), ketika berkunjung ke konsulat.
Hilangnya Khashoggi telah mengancam hubungan Arab Saudi dan Turki yang sudah buruk. Selain itu, insiden itu menimbulkan pertanyaan tentang kerajaan itu serta tindakan yang dilakukan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang banyak ditulis oleh Khashoggi.
“Kalau laporan pembunuhan Jamal benar, ini merupakan sebuah tindak biadab dan tidak bisa dimengerti,” kata redaktur Washington Post, Fred Hiatt. “Jamal adalah seorang jurnalis yang berani dan berkomitmen. Dia memiliki rasa cinta kepada tanah airnya dan keyakinan mendalam terhadap kemanusiaan dan kebebasan.”
Washington Post mengutip satu pejabat yang tidak mau disebutkan namanya, penyelidik yakin sebuah tim beranggotakan 15 orang datang dari Arab Saudi, dan pejabat itu menambahkan, ini merupakan pembunuhan yang telah direncanakan. [jm]