Setelah bermalam di stasiun kereta api di Guatemala, ribuan imigran Honduras melanjutkan perjalanan mereka dengan jalan kaki menuju Amerika.
Rombongan itu terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak, yang mengatakan mereka melarikan diri karena adanya kekerasan, kemiskinan dan tiadanya kesempatan untuk memperbaiki kehidupan.
Presiden Donald Trump mengancam akan menghentikan bantuan keuangan bagi pemerintah Honduras kalau tidak segera menghentikan rombongan itu.
Lebih dari 3.000 imigran Honduras yang berusaha mencari kehidupan yang lebih baik itu, sedang jalan kaki dari Amerika tengah menuju Amerika, untuk minta bantuan dan pekerjaan.
“Kami menangis, karena kami terpaksa meninggalkan anak-anak di rumah, dan apa yang kami lakukan dengan jalan kaki ini adalah cara kami untuk minta bantuan pemerintah,” kata seorang ibu warga Honduras.
Pemerintah Honduras menawarkan bantuan kepada warganya yang ingin kembali ke kampung halaman mereka. Kementerian Luar Negeri Honduras mengatakan kepada VOA bahwa rombongan pejalan kaki itu diatur oleh kelompok-kelompok politik yang hanya memberikan janji-janji palsu.
“Tujuan mereka adalah untuk mengganggu pemerintah, dan merusak nama baik serta citra dan stabilitas Honduras,” kata juru bicara kementerian LN itu.
Kata seorang pengacara, tidak ada jaminan rombongan imigran itu akan bisa masuk ke Amerika dan mendapat pekerjaan.
“Kemiskinan, pengangguran atau ancaman geng penjahat tidak bisa dipakai sebagai alasan minta suaka politik. 98 persen warga Honduras yang minta suaka itu tidak akan mendapatkannya, dan itu berarti sebagian besar dari mereka akan ditahan di perbatasan,” kata pengacara itu.
Sebagian imigran membawa poster-poster yang mengatakan, kalau warga Amerika boleh tinggal di Honduras, maka warga Honduras juga punya hak untuk tinggal di Amerika.
Rombongan warga Honduras itu mulai perjalanan mereka hanya beberapa hari setelah presiden Honduras dan pejabat kawasan lainnya datang ke Washington untuk membahas masalah imigrasi.
Pemerintah Honduras minta bantuan Amerika untuk tidak memulangkan 57.000 warganya yang tinggal di Amerika setelah visa sementara mereka habis bulan Januari tahun 2020. (ii)