Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, Kamis (3/10) berusaha membangun sebuah koalisi di dalam negeri untuk mendukung pendekatan Brexitnya. Sementara para pemimpin Eropa menyatakan langkah yang diusulkannya belum memenuhi konsesi yang perlu guna mencapai sebuah kesepakatan.
Johnson bersikap lebih ramah pada hari Kamis, dibandingkan penampilan sebelumnya di House of Commons. Menurut Johnson, perubahan yang ditawarkan terkait pengaturan perdagangan antara Irlandia dan Irlandia Utara setelah Brexit, merupakan kompromi yang berarti. Ia berpendapat konsesi yang ditawarkannya harus menjawab kekhawatiran yang mendorong anggota parlemen Inggris menolak perjanjian Brexit sebelumnya tiga kali.
“Kami telah mengusahakan secara sungguh-sungguh dalam menjembatani perbedaan, mempertemukan perbedaan pendapat, dan melakukan lebih dari itu, sementara waktunya semakin sedikit,” katanya.
Menurut rencana, Inggris akan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober. Namun hal tersebut bisa mundur jika Inggris sekali lagi minta perpanjangan. Johnson menegaskan, ia tetap merencanakan untuk meninggalkan Uni Eropa pada tanggal yang telah ditetapkan, baik dengan atau tanpa persetujuan. Namun Parlemen Inggris telah meloloskan UU yang mewajibkan ia minta perpanjangan seandainya persetujuan Brexit tidak tercapai. [jm/pp]