Serangan militan Taliban di Afghanistan hari Minggu (29/12) malam menewaskan 17 orang pasukan pro-pemerintah, sementara kelompok Taliban dilaporkan sedang mempertimbangkan gencatan senjata singkat untuk menuntaskan perjanjian penarikan pasukan Amerika dari negara itu.
Serangan Taliban itu menarget sebuah pos keamanan di distrik Bahauddin di propinsi Takhar, kata jurubicara pemerintah, Jawad Hejiri.
Katanya, pos itu dijaga oleh milisi anti-Taliban yang pro-pemerintah. Sedikitnya empat orang tentara luka-luka dalam bentrokan itu.
Jurubicara Taliban, Zahibullah Mujahid mengatakan dalam sebuah pernyataan, serangan itu menewaskan 21 orang milisi pemerintah dan pihaknya tidak menderita korban apapun. Walaupun musim dingin sudah dimulai, serangan Taliban itu tampak meningkat dalam minggu terakhir, khususnya di propinsi bagian Utara Afghanistan, dan menewaskan lebih dari 50 tentara Afghanistan.
Pejabat pemerintah mengatakan, serangan pembalasan telah mengakibatkan korban berat pada pihak Taliban. Aksi-aksi kekerasan itu terjadi ketika pimpinan Taliban dilaporkan setuju mengadakan gencatan senjata selama seminggu dengan pasukan asing pimpinan Amerika, mulai permulaan bulan depan.
Gencatan senjata itu bisa membuka jalan untuk merampungkan perjanjian dalam Amerika-Taliban untuk menarik pasukan asing dari Afghanistan guna mengakhiri perang yang sudah berlangsung 18 tahun itu. Kata jurubicara Taliban Mujahid hari Minggu, dewan pimpinan Taliban sedang mengadakan perdebatan intern tentang gencatan senjata itu. (ii)