Pihak berwenang Myanmar meminta India untuk mengembalikan beberapa petugas polisinya yang melarikan diri ke wilayah tersebut. Para polisi mencari perlindungan untuk menghindari menerima perintah dari junta militer, seorang pejabat di timur laut India mengatakan, Sabtu (6/3).
Sekitar 30 orang yang terdiri dari polisi Myanmar dan anggota keluarga mereka melintasi perbatasan untuk mencari perlindungan dalam beberapa hari terakhir. Penindasan yang dilakukan junta terhadap pengunjuk rasa berubah menjadi semakin keras dan puluhan orang terbunuh sejak kudeta 1 Februari.
Pejabat paling senior di Champhai, sebuah distrik di negara bagian Mizoram, India, mengatakan kepada Reuters bahwa dia telah menerima surat dari mitranya di distrik Falam Myanmar yang meminta pengembalian delapan polisi "untuk menjaga hubungan persahabatan."
Wakil Komisaris Maria C.T. Zuali mengatakan kepada Reuters pada hari Sabtu (6/3) bahwa dia "menunggu arahan" dari Kementerian Dalam Negeri India di New Delhi.
Meskipun ada beberapa contoh yang diunggah di media sosial tentang polisi yang bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil dan protes terhadap junta, ini adalah kasus pertama yang dilaporkan tentang polisi yang melarikan diri dari Myanmar.
Dalam surat tersebut, yang salinannya dilihat Reuters, pihak berwenang Myanmar mengatakan mereka memiliki informasi tentang delapan personel polisi yang telah menyeberang ke India. Surat tersebut mencantumkan rincian empat polisi, berusia antara 22 dan 25 tahun, termasuk seorang petugas perempuan.
"Untuk menjalin hubungan persahabatan antara kedua negara tetangga, Anda dengan hormat diminta untuk menahan delapan personel polisi Myanmar yang telah tiba di wilayah India dan menyerahkannya ke Myanmar," kata surat itu.
Kementerian Dalam Negeri Federal dan Kementerian Luar Negeri India tidak segera menanggapi pertanyaan Reuters. [ah]