Sementara para pemimpin dunia berkumpul di Glasgow, Skotlandia, untuk Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26), China pada Kamis (28/10) mengumumkan tidak memiliki tujuan baru yang signifikan untuk mengurangi emisi yang menyebabkan perubahan iklim, meskipun negara itu merupakan penghasil emisi karbon dioksida dan berbagai gas rumah kaca lainnya di dunia yang menyebabkan pemanasan global.
“Ini tidak mengejutkan, tetapi mengecewakan bahwa tidak ada sesuatu yang baru mengenai tujuan (mereka),” kata Joanna Lewis, pakar mengenai isu China, iklim dan energi di Universitas Georgetown seperti dilansir kantor berita Associated Press.
Sebelumnya, pemimpin China Xi Jinping, yang diperkirakan tidak akan menghadiri KTT tersebut, mengatakan bahwa negaranya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dioksida “sebelum 2030” dan mencapai “netralitas karbon” sebelum 2060.
Pengumuman pada Kamis itu hanya mengulangi tujuan yang sebelumnya diutarakan oleh Xi.
Lewis mengatakan dokumen yang dirilis oleh China hanya memberikan rincian tentang memenuhi tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
“Dokumen itu tidak memberikan jawaban atas pertanyaan terbuka utama tentang emisi (yang dihasilkan) negara itu,” kata Lauri Myllyvirta, analis utama di Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih, lapor Associated Press.
Dokumen tersebut menyebut perubahan iklim sebagai “tantangan suram yang dihadapi seluruh umat manusia” dan mengatakan China “juga termasuk di antara negara-negara yang paling parah terkena dampak dari perubahan iklim.”
China, yang sangat bergantung pada batu bara untuk listrik, terus membangun pembangkit listrik tenaga batu bara dengan tingkat kecepatan yang tinggi. [lt/em]