Tautan-tautan Akses

Gedung Putih, Uni Eropa: Putin Disesatkan oleh 'Yes Men' di Kubu Militernya


Presiden Rusia Vladimir Putin melambai saat konser menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di Stadion Luzhniki di Moskow, Rusia, 18 Maret 2022. (Foto: Sputnik/Ramil Sitdikov/Kremlin via REUTERS)
Presiden Rusia Vladimir Putin melambai saat konser menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di Stadion Luzhniki di Moskow, Rusia, 18 Maret 2022. (Foto: Sputnik/Ramil Sitdikov/Kremlin via REUTERS)

Pejabat Gedung Putih dan Eropa, pada Rabu (30/3), mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah disesatkan oleh para penasihatnya yang terlalu takut untuk mengatakan bahwa rencana mereka dalam perang di Ukraina tidak berjalan sukses dan betapa buruknya dampak dari sanksi-sanksi Barat terhadap perekonomian Rusia.

Invasi Rusia yang dilakukan ke negara tetangga Ukraina pada 24 Februari telah dihentikan di sejumlah garda depan oleh perlawanan keras dari pasukan Ukraina. Mereka telah merebut kembali wilayah bahkan ketika warga sipil terjebak di kota-kota yang terkepung.

“Kami memiliki informasi bahwa Putin merasa disesatkan oleh militer Rusia, yang telah mengakibatkan ketegangan terus-menerus antara Putin dan kepemimpinan militernya,” Kate Bedingfield, Direktur Komunikasi Gedung Putih, mengatakan kepada wartawan selama konferensi pers.

Sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak akibat penembakan selama konflik Ukraina-Rusia di Kota Donetsk yang dikuasai separatis, Ukraina, 30 Maret 2022. (Foto: REUTERS/Alexander Ermochenko)
Sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak akibat penembakan selama konflik Ukraina-Rusia di Kota Donetsk yang dikuasai separatis, Ukraina, 30 Maret 2022. (Foto: REUTERS/Alexander Ermochenko)

“Kami percaya bahwa Putin diberi informasi yang salah oleh para penasihatnya tentang seberapa buruk kinerja militer Rusia dan bagaimana ekonomi Rusia dilumpuhkan oleh sanksi karena penasihat seniornya terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya,” katanya.

AS membeberkan informasi tersebut sekarang untuk menunjukkan bahwa “telah menjadi kesalahan strategis dalam (kubu) Rusia," katanya.

Kremlin tidak segera berkomentar tentang pernyataan tersebut, dan Kedutaan Rusia di Washington tidak segera menjawab permintaan komentar.

Keputusan Washington untuk membagikan informasi intelijennya secara lebih terbuka mencerminkan strategi yang telah dilakukan sejak sebelum perang dimulai. Dalam hal ini, itu juga dapat memperumit perhitungan Putin, kata seorang pejabat AS yang lain. Ia menambahkan, "Hal tersebut berpotensi memiliki manfaat. Apakah itu menabur pertikaian di jajaran? Itu bisa membuat Putin mempertimbangkan kembali siapa yang bisa dia percayai."

Seorang diplomat senior Eropa mengatakan penilaian AS sejalan dengan pemikiran Eropa. "Putin berpikir segalanya berjalan lebih baik daripada sebelumnya. Itulah masalahnya dengan mengelilingi diri Anda dengan ‘yes men’ (penjilat -red) atau hanya duduk bersama mereka di ujung meja yang sangat panjang," kata diplomat itu.

Dua diplomat Eropa mengatakan peserta wajib militer Rusia diberitahu bahwa mereka turut dalam latihan militer, tetapi harus menandatangani dokumen sebelum invasi yang memperpanjang tugas mereka.

Prajurit Pasukan Militer Ukraina di tempat penampungan di wilayah Luhansk pada 5 Maret 2022. (Foto: AFP/Anatolii Stepanov)
Prajurit Pasukan Militer Ukraina di tempat penampungan di wilayah Luhansk pada 5 Maret 2022. (Foto: AFP/Anatolii Stepanov)

"Mereka disesatkan, dilatih dengan buruk dan kemudian tiba (di Ukraina) dan mendapati perempuan tua Ukraina yang tampak seperti nenek mereka yang meneriaki mereka untuk pulang," tambah salah satu diplomat.

Tidak ada indikasi bahwa situasi saat ini dapat mendorong terjadinya pemberontakan di antara militer Rusia, tetapi situasinya "tidak dapat diprediksi" dan kekuatan Barat "akan berharap bahwa orang-orang yang tidak bahagia akan angkat bicara," kata diplomat senior Eropa itu.

Analis militer mengatakan Rusia telah mempetakan ulang tujuan perangnya di Ukraina dengan cara yang dapat memudahkan Putin untuk mengklaim kemenangan yang ia anggap dapat menyelamatkannya dari rasa malu meskipun pada kenyataannya pasukan Rusia telah mengalami kemunduran yang memalukan.

Pasukan Rusia membombardir pinggiran Ibu Kota Kyiv dan Kota Chernihiv yang terkepung oleh pasukannya di Ukraina utara pada Rabu, sehari setelah Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militer di kedua kota. Hal tersebut dianggap Barat sebagai taktik untuk mengumpulkan kembali pasukan Moskow.

Rusia mengatakan sedang melakukan "operasi khusus" untuk melucuti senjata dan "denazifikasi" tetangganya. Negara-negara Barat mengatakan Moskow melancarkan invasi tanpa alasan. [ah/rs]

XS
SM
MD
LG