Kehidupan bagi banyak orang di Kota Bengaluru, India Selatan, terganggu pada hari Selasa (6/9), setelah dua hari hujan deras. Hujan tersebut memicu kemacetan lalu lintas yang panjang, pemadaman listrik yang meluas dan banjir besar yang menenggelamkan rumah-rumah dan jalan-jalan.
Video-video yang beredar di media-media sosial menunjukkan orang-orang terpaksa naik traktor ke tempat kerja karena beberapa bagian kota masih tergenang air. Banyak sekolah ditutup pada hari Senin karena hujan lebat dan pihak berwenang telah memperingatkan gangguan pada pasokan air. Perahu-perahu dikerahkan untuk menyelamatkan orang-orang yang terendam banjir.
Kota yang dijuluki sebagai ibu kota teknologi India ini merupakan tempat berlokasinya beberapa perusahaan teknologi besar. Beberapa kantor tutup dan para karyawan terpaksa bekerja dari rumah.
Meskipun September biasanya merupakan bulan terbasah di Bengaluru, tahun ini curah hujannya lebih banyak daripada biasanya.
Dua zona yang membentuk kota itu, Bengaluru Urban dan Bengaluru Rural, masing-masing mengalami kelebihan curah hujan sebesar 141% dan 114%. Pada Senin malam, curah hujan tercatat mencapai 131,6 milimeter, menjadikannya hari terbasah di bulan September dalam delapan tahun terakhir.
Menurut Departemen Meteorologi India, Karnataka, negara bagian di mana Bengaluru terletak, termasuk di antara wilayah yang menerima curah hujan maksimum tahun ini. Negara bagian itu mendapatkan 34% lebih banyak curah hujan dalam tiga bulan terakhir daripada apa yang biasanya diterima sepanjang tahun.
Meskipun tidak ada hubungan langsung antara hujan yang berlebihan di Bengaluru dan perubahan iklim, ada bukti yang berkembang bahwa monsun, sistem cuaca terpenting untuk anak benua India, sedang mengalami perubahan karena tekanan iklim. Para ilmuwan mengatakan keadaan ini membuat peristiwa-peristiwa cuaca ekstrem seperti kelebihan curah hujan menjadi sebuah kenormalan baru. [ab/uh]
Forum