Tautan-tautan Akses

Tinju Populer di Kalangan Perempuan Libya


Tinju kini semakin populer di Libya, terutama di kalangan remaja dan perempuan (foto: ilustrasi).
Tinju kini semakin populer di Libya, terutama di kalangan remaja dan perempuan (foto: ilustrasi).

Tinju menjadi olahraga yang semakin populer di Libya, terutama di kalangan remaja dan perempuan. Beberapa klub berdiri dan mengajarkan tinju kepada perempuan. 

Di Klub Gargash Stars di Tripoli, puluhan perempuan muda terlihat semangat berlatih. Sebagian menggeluti olahraga itu untuk menjaga kesehatan, namun tak sedikit yang menekuninya untuk bisa ikut kejuaraan.

Di antara mereka adalah remaja bernama Sabah Mounir Sheheidi. Ia mengatakan keluarganya mendukungnya berlatih tinju.

“Dukungan besar jelasnya datang dari keluarga saya. Mereka awalnya ragu mengingat betapa berbahayanya olahraga ini. Terima kasih Tuhan, saya siap menghadapi bahaya, saya suka mengambil risiko. Saya berpartisipasi dalam berbagai turnamen dan terlibat dalam banyak pertarungan. Memang benar bahwa pada awalnya saya merasa tidak siap, tapi kemudian saya belajar, dan belajar lebih banyak lagi," jelasnya.

Sheheidi mengaku, perjalanannya menjadi petinju profesional bukanlah hal mudah. Komunitas di mana ia tinggal pada umumnya tidak setuju ia menekuni profesi itu karena ia perempuan.

"Saya ingin menasihati gadis-gadis seperti saya, seusia saya atau bahkan lebih tua. Masyarakat kita mengatakan kepada gadis-gadis bahwa memalukan untuk melakukan ini atau itu, tetapi sebaliknya, kalau Anda suka olahraga, ini baik untuk kesehatan Anda, untuk kekuatan fisik Anda. Anda akan bisa membela diri jika misalnya dilecehkan di jalanan," lanjut Sheheidi.

Tinju Populer di Kalangan Perempuan Libya
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:42 0:00

Persoalan serupa dihadapi Heba Salhin, yang mengaku sangat menggemari olahraga tinju.

“Saya dikritik oleh banyak orang karena saya perempuan yang berlatih tinju. Mereka bilang ‘kamu kan perempuan, tidakkah kamu takut wajah kamu dipukul?' Saya tidak peduli dengan apa yang orang katakan, saya membantah mereka. Saya bersyukur kepada Tuhan, saya diberkati, dan saya baik-baik saja," jelasnya.

Tinju sempat menjadi olahraga yang dilarang di Libya selama lebih dari 30 tahun. Olahraga ini bisa kembali ditekuni setelah terjadinya revolusi tahun 2011 yang menggulingkan diktator Muammar Gaddafi. Revolusi itu membuka jalan bagi peninjauan kembali undang-undang lama, termasuk larangan yang terkait dengan tinju.

Federasi Tinju Libya kemudian didirikan menyusul munculnya undang-undang baru. Dan rupanya, semakin banyak perempuan Libya yang menyukai olahraga pukul memukul ini. [ab/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG