Lima pria telah ditangkap "karena dicurigai membantu dan bersekongkol melakukan aksi teroris," kata badan keamanan domestik Swedia (SAPO), Selasa (4/4). Badan itu menambahkan kasus itu terkait dengan pembakaran Al-Qur'an pada Januari di Stockholm dan sebuah serangan yang masih direncanakan.
Dalam sebuah pernyataan, Susanna Trehorning, wakil kepala unit kontrateror SAPO mengatakan bahwa kasus tersebut memiliki "kaitan internasional dengan kelompok ekstremis Muslim." Radio publik Swedia SVT mengatakan para tersangka memiliki hubungan dengan kelompok ISIS.
Trehorning mengatakan bahwa penangkapan pada hari Selasa terjadi setelah investigasi ekstensif menyusul protes terhadap Swedia sehubungan dengan pembakaran Al-Qur'an pada bulan Januari dan adanya seruan untuk melakukan serangan terhadap negara itu.
Ia mengatakan kepada SVT bahwa para tersangka berada dalam "fase perencanaan" dan bahwa mereka "belum berpikir untuk melakukan apa pun di sini dan saat ini."
Pada bulan Januari, seorang aktivis sayap kanan dari Denmark mendapat izin dari polisi untuk melakukan protes di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm di mana ia kemudian membakar Al-Qur'an.
Aksi itu membuat marah jutaan Muslim di seluruh dunia dan memicu protes. Anggota NATO Turki mengatakan tidak akan mengizinkan Swedia untuk bergabung dengan aliansi militer itu selama negara Skandinavia tersebut mengizinkan protes semacam itu berlangsung. Di Swedia, demonstrasi semacam itu dilindungi oleh kebebasan berbicara.
Semua anggota NATO perlu meratifikasi di parlemen mereka masing-masing terkait permohonan Swedia menjadi anggota aliansu itu.
Finlandia yang mengupayakan keanggotaan NATO pada saat yang sama dengan Swedia diperkirakan akan bergabung dengan aliansi itu Selasa malam setelah semua 30 negara anggota meratifikasi permohonan keanggotaan Finlandia, tetapi Turki menolak untuk meratifikasi keanggotaan Swedia.
Pada bulan Februari, polisi Swedia menolak izin untuk aksi protes yang melibatkan pembakaran Al-Qur'an, karena khawatir aksi seperti itu dapat memicu serangan teror atau serangan terhadap kepentingan Swedia.
Pada hari Selasa, Pengadilan Administratif Swedia memutuskan bahwa kebebasan berkumpul dan berdemonstrasi adalah hak yang dilindungi secara konstitusional dan membatalkan keputusan polisi tersebut, dengan mengatakan bahwa masalah risiko keamanan tidak cukup untuk menjadi alasan untuk membatasi hak berdemonstrasi. [ab/uh]
Forum