Kepulauan Solomon akan menopang anggaran pemerintahannya melalui suntikan dana sebesar $20 juta dari China, demikian disampaikan oleh negara berkembang di Pasifik tersebut pada Selasa (16/7). Beijing saat ini memang tengah berupaya memperkuat posisinya di kawasan itu.
Perdana Menteri Jeremiah Manele mengumumkan pendanaan tersebut setelah melakukan pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping di Beijing. Ia memuji kehadiran China di salah satu negara termiskin di dunia, menyebut peran Beijing sebagai “transformatif”.
Manele mengatakan China juga sepakat untuk mendanai perluasan satu-satunya bandara internasional di Kepulauan Solomon.
Kepulauan Solomon menjadi salah satu negara yang mendukung China yang paling vokal di Pasifik Selatan. Keberpihakan itu muncul sejak mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan pada 2019.
China merespons keputusan Solomon tersebut dengan membangun stadion baru yang besar di ibu kota Honiara, fasilitas kesehatan canggih, menara telepon seluler, jalan raya, dan sejumlah infrastruktur lainnya.
“Sejak kemitraan bilateral dengan China terbangun lima tahun lalu, hubungan tersebut semakin kuat dengan bantuan China dalam proyek-proyek transformatif,” menurut pernyataan kantor Manele pada Selasa.
Australia dan Amerika Serikat—dua mitra keamanan yang secara tradisional dekat dengan Kepulauan Solomon—telah memberikan jumlah dukungan anggaran yang hampir sama sebelumnya.
Pendahulu Manele, Manasseh Sogavare, sangat mendukung Beijing dan mendorong pertumbuhan pesat kepentingan China di kepulauan tropis tersebut.
Sogavare menandatangani perjanjian keamanan yang rahasia dengan China pada 2022, yang menimbulkan kekhawatiran di ibu kota-negara Barat.
Walaupun Manele menunjukkan niatnya untuk kembali terlibat dengan Canberra dan Washington, ia juga menekankan keinginannya untuk memperkuat hubungan dengan China. [ah/rs]
Forum