Gedung Putih menyatakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Minggu (30/9) menyetujui bantuan pertahanan senilai $567 juta atau Rp8,6 triliun untuk Taiwan. Bantuan itu diberikan di tengah tekanan politik dan militer dari China terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut.
Washington memang tidak secara resmi mengakui Taiwan sebagai negara secara diplomatik, tetapi Amerika Serikat sejauh ini tetap menjadi mitra utama dan pemasok senjata utama bagi Taipei. Beijing khawatir terhadap situasi tersebut, dan berulang kali meminta Washington untuk menghentikan pengiriman senjata ke pulau yang dianggapnya sebagai bagian dari wilayahnya.
Dalam sebuah pernyataan singkat, Gedung Putih mengatakan Biden mendelegasikan menteri luar negeri "untuk mengarahkan penarikan hingga $567 juta dalam bentuk barang dan jasa pertahanan dari Departemen Pertahanan, dan pendidikan dan pelatihan militer, untuk memberikan bantuan kepada Taiwan."
Gedung Putih tidak memberikan perincian paket tersebut, yang jumlahnya hampir dua kali lipat dari jumlah bantuan pertahanan senilai $345 juta yang disetujui pada Juli tahun lalu.
Amerika Serikat pada April tahun ini menyetujui miliaran bantuan militer untuk Taiwan dalam menghadapi Beijing yang semakin agresif.
Beijing sering kali menunjukkan kemarahannya terhadap dukungan komunitas internasional untuk Taipei, dan menuding Washington ikut campur tangan urusan dalam negerinya.
China terus mengerahkan jet tempur, pesawat nirawak, dan kapal perang di sekitar pulau itu hampir setiap hari.
Beijing menyatakan bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk mengendalikan Taiwan. China juga terus menekankan bahwa "penyatuan" wilayah sebagai sesuatu yang "tak terhindarkan."
Ketika ditanya tentang bantuan pertahanan baru itu, Kementerian Luar Negeri China memperingatkan Amerika Serikat bahwa mempersenjatai Taiwan akan "menjadi bumerang."
Juru bicara Lin Jian mengatakan Beijing mendesak Washington untuk "berhenti mempersenjatai Taiwan dalam bentuk apa pun."
"Kegigihan Amerika Serikat dalam mendukung kemerdekaan Taiwan dengan (memasok) senjata hanya akan berbalik menjadi bumerang dan membawa konsekuensi sendiri," ujar Lin. [ah/rs]
Forum